Definisi atau Pengertian Arsitektur Neo Vernakular
Membahas Arsitektur neo-vernakular, tidak cuma menyangkut komponen-komponen fisik yang diterapkan dalam bentuk terbaru tetapi juga unsur non fisik mirip budaya, acuan pikir, keyakinan, tata letak, religi dan lain-lain.Bangunan adalah sebuah kebudayaan seni yang terdiri dalam pengulangan dari jumlah tipe-tipe yang terbatas dan dalam penyesuaiannya kepada iklim setempat, material dan budpekerti istiadat. (Leon Krier).
Neo berasal dari bahasa yunani dan digunakan selaku fonim yang mempunyai arti gres. Kaprikornus neo-vernacular berarti bahasa setempat yang di ucapkan dengan cara gres, arsitektur neo-vernacular yaitu sebuah penerapan komponen arsitektur yang telah ada, baik fisik (bentuk, konstruksi) maupun non fisik (konsep, filosopi, tata ruang).
Masjid Raya Sumatra Barat, Contoh Arsitektur Neo Vernakular |
Dengan tujuan melestarikan komponen-komponen lokal yang telah terbentuk secara empiris oleh suatu tradisi yang kemudian sedikit atau banyaknya mangalami pembaruan menuju sebuah karya yang lebih terbaru atau maju tanpa mengesampingkan nilai-nilai tradisi lokal.
Arsitektur Neo-Vernacular merupakan sebuah paham dari pemikiran Arsitektur Post-Modern yang lahir sebagai respon dan kritik atas modernisme yang mengutamakan nilai rasionalisme dan fungsionalisme yang dipengaruhi perkembangan teknologi industri.
Arsitektur Neo-Vernacular merupakan arsitektur yang konsepnya pada prinsipnya memikirkan kaidah-kaidah normative, kosmologis, tugas serta budaya lokal dalam kehidupan penduduk serta keharmonisan antara bangunan, alam, dan lingkungan.
“Pada intinya arsitektur Neo-Vernacular ialah perpaduan antara bangunan modern dengan bangunan bata pada abad 19"
Batu-bata dalam kutipan diatas ditujukan pada pemahaman bagian-elemen arsitektur setempat, baik budaya penduduk maupun bahan-bahan material lokal. Aliran Arsitektur Neo-Vernacular sangat mudah diketahui dan mempunyai kelengkapan berikut ini : nyaris selalu beratap bubungan, detrail terpotong, banyak keindahan dan bata-bata. Bata itu manusiawi, jadi slogannya begitu manusiawi.
Arsitektur neo-vernakular, banyak didapatkan bentuk-bentuk yang sungguh modern tetapi dalam penerapannya masih menggunakan konsep lama tempat setempat yang dikemas dalam bentuk yang modern.
Arsitektur neo-vernakular ini menunjukkan sebuah bentuk yang modern tapi masih memiliki image tempat setempat walaupun material yang digunakan yaitu materi modern mirip beling dan logam. Dalam arsitektur neo-vernakular, ilham bentuk-bentuk diambil dari vernakular aslinya yang dikembangkan dalam bentuk modern.
Baca juga : Pengertian Arsitektur Tropis, Ciri, Prinsip dan Contohnya
Ciri-Ciri Gaya Arsitektur Neo Vernakular
Dari pernyataan Charles Jencks dalam bukunya “language of Post-Modern Architecture” maka dapat dipaparkan ciri-ciri Arsitektur Neo-Vernacular selaku berikut :- Selalu memakai atap bumbungan
- Atap bumbungan menutupi tingkat bagian tembok hingga nyaris ke tanah sehingga lebih banyak atap yang di ibaratkan selaku elemen pelidung dan penyambut dari pada tembok yang digambarkan selaku unsur pertahanan yang menyimbolkan permusuhan.
- Batu bata (dalam hal ini ialah komponen konstruksi setempat)
- Bangunan didominasi penggunaan batu bata kurun 19 gaya Victorian yang merupakan budaya dari arsitektur barat.
- Mengembalikan bentuk-bentuk tradisional yang ramah lingkungan dengan proporsi yang lebih vertikal.
- Kesatuan antara interior yang terbuka melalui elemen yang modern dengan ruang terbuka di luar bangunan.
- Warna-warna yang besar lengan berkuasa dan kontras.
Dari ciri-ciri di atas dapat dilihat bahwa Arsitektur Neo-Vernacular tidak ditujukan pada arsitektur modern atau arsitektur tradisional namun lebih pada keduanya. Hubungan antara kedua bentuk arsitektur diatas ditunjukkan dengan terperinci dan tepat oleh Neo-Vernacular lewat trend akan rehabilitasi dan pemakaian kembali. Berikut yakni tolok ukur arsitektur neo-vernakular.
- Pemakaian atap miring
- Batu bata selaku elemen local
- Susunan periode yang indah.
Baca juga : Pengertian Arsitektur Vernakular Ciri-ciri dan Contohnya
Ciri-ciri Lain Arsitektur Neo-Vernakular :
- Bentuk-bentuk menerapkan komponen budaya, lingkungan tergolong iklim lokal diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural (tata letak denah, detail, struktur dan ornamen).
- Tidak cuma bagian fisik yang dipraktekkan dalam bentuk modern, namun juga bagian non-fisik ialah budaya , contoh pikir, kepercayaan, tata letak yang mengacu pada makro kosmos, religi dan yang lain menjadi konsep dan kriteria perancangan.
- Produk pada bangunan ini tidak murni menerapkan prinsip-prinsip bangunan vernakular melainkan karya gres (mangutamakan tampilan visualnya).
Prinsip Desain Arsitektur Neo-Vernakular
Adapun beberapa prinsip-prinsip desain arsitektur Neo-Vernakular secara terang, yaitu :- Hubungan Langsung, ialah pembangunan yang inovatif dan adaptif kepada arsitektur lokal diubahsuaikan dengan nilai-nilai/fungsi dari bangunan sekarang.
- Hubungan Abstrak, mencakup interprestasi ke dalam bentuk bangunan yang mampu digunakan lewat analisa tradisi budaya dan peninggalan arsitektur.
- Hubungan Lansekap, mencerminkan dan menginterprestasikan lingkungan seperti keadaan fisik tergolong topografi dan iklim
- Hubungan Kontemporer, meliputi pemilihan penggunaan teknologi, bentuk pandangan baru yang berkaitan dengan acara rancangan arsitektur
- Hubungan Masa Depan, ialah usulanmengantisipasi kondisi yang hendak tiba.
Baca juga : Langgam Arsitektur Tradisional Bali
Contoh Karya Arsitektur Neo-Vernakular
Berikut diterangkan beberapa pola karya arsitektur yang memenuhi ciri-ciri dan prinsip rancangan arsitektur neo-vernakular yang telah terbangun.1. Bandara Soekarno-Hatta
Bandara Soekarno-Hatta |
Berada di tempat sub urban Kota Jakarta dengan kapasitas 9 juta orang. Dirancang oleh Paul Andreu dari Prancis. Sebagian besar berkonstruksi tiang dan balok (dari pipa-pipa baja) yang diekspose. Unit-unit dalam terminal dihubungkan dengan selasar terbuka yang sungguh tropikal, sehingga pengunjungnya mencicipi udara alami dan sinar matahari.
Bandara Soekarno-Hatta |
Unit ruang tunggu memakai arsitektur Joglo dalam dimensi yang lebih besar, tetapi bentuk maupun tata cara konstruksinya tidak berbeda dari sopo guru dan usuk, dudur, takir, dan lain-lain dari bagian konstruksi Jawa. Penggunaan material modern tetapi memiliki performa mirip kayu yang diterapkan pada kolom- kolom di ruang tunggu menawarkan kesan yang modern tetapi natural.
2. Asakusa Tourist Information Center
Asakusa Tourist Information Center |
Asakusa Tourist Information Center ialah karya Kengo Kuma, yang ialah sayembara rancangan Tourist Hotpsot yang diadakan pada tahun 2008 oleh pemerintah Distrik Taito dan diikuti oleh 300 peserta.
Asakusa Tourist Information Center |
Bangunan ini terletak di seberang kuil Shinto di Jepang, Kuil Kinruzan Sensoji yang merupakan objek rekreasi utama di Asakusa, Tokyo. Asakusa populer sebagai kota dengan atmosfer shitamachi yang kental. Kuil Sensoji populer dengan lampion berskala besar yang ditaruh pada gerbang Kaminari.
Demikianlah perihal Arsitektur Neo-Vernakular, Apabila ada pertanyaan silahkan disampaikan pada kolom komentar. Terima Kasih.
EmoticonEmoticon