Senin, 12 April 2021

Aturan Merancang Basement

 ada beberapa hal yang juga sebaiknya diperhatikan Aturan Merancang Basement
hukum mendesain basement


Untuk membangun basement pada bangunan, ada beberapa hal yang juga sebaiknya diperhatikan, ialah:

Memperhatikan Garis Sempadan

Pada saat akan mulai membangun, amati posisi garis sempadan basement. Biasanya posisi garis sempadan basement lebih maju dibandingkan Garis Sempadan Bangunan (GSB) dan mendekati garis sempadan pagar.

Memperhatikan Kondisi di Sekitar Area Terbangun

Pembangunan  basement  perlu  mengenali  keadaan yang  ada  di  dalam tanah,  mengingat terkadang dipergunakan untuk jalur utilitas seperti pemipaan (plumbing), jaringan telepon maupun listrik. 

Selain utilitas bangunan, perhatikan pula lingkungan sekitar utamanya area yang memiliki batas dengan tetangga, mengenang dinding yang dibangun pada basement tidak mampu semuanya berimpit dengan dinding tetangga karena akan mengusik kekuatan bangunannya.

Apabila bagian basement ada yang menempel pada salah satu bagian dinding tetangga,  maka kita dapat menggunakan sheet pile. Sheet pile ini biasanya yang dibuat dari baja  atau  beton  yang  berfungsi  sebagai  retaining  wall. 

Retaining  wall  memiliki kegunaan  untuk menahan beban tekanan tanah dan air. Apabila residensial tetangga yang bersebelahan dengan area basement  mempunyai  dua  lantai,  maka  cara  paling kondusif  yang bisa  ditempuh  adalah dengan menciptakan jarak sekitar 1.5 meter dengan bab dinding tetangga.

Posisi Muka Air Tanah

Kondisi muka air tanah pada tiap wilayah tentu berlawanan-beda. Jika wajah air tanah di lahan terbangun cukup tinggi, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Langkah pertama ialah dengan merencanakan pompa, kemudian mem-blocking area kerja di sekitarnya dengan plastik atau terpal.

Hal ini dilaksanakan untuk mengatisipasi gangguan genangan air pada saat proses pengerjaan konstruksi (pengecoran dan perakitan tulangan). Selanjutnya buatlah parit- parit  di  sekitar  area  pembangunan  basement  untuk  mengalirkan  air  di  sekitar  lokasi lalu memompanya ke luar area kerja. Dengan keadaan area kerja yang kering akan memperlancar pembuatan konstruksinya.

Antisipasi Terhadap Air

Jika pada bangunan normal, prinsip dasar utilitas pemipaan air menggunakan tata cara gravitasi, dimana air dialirkan dari tempat yang lebih tinggi ke daerah yang rendah, namun dalam perancangan basement penyusunan rencana utilitas pemipaannya mesti dibantu dengan alat mekanis. 

Misalnya pada bab basement dibangun kamar mandi atau toilet jikalau mengacu pada prinsip gravitasi, maka air buangan harus dialirkan ke kawasan yang lebih rendah, mengingat area basement memiliki level lantai yang sudah rendah maka air buangannya harus dipompa ke atas supaya bisa dikeluarkan.

Cara lain yang bisa dilakukan yaitu dengan menciptakan septic tank yang lebih rendah dari lantai basement. Mengingat tugas pompa sungguh penting maka untuk mengantisipasi kerusakan mekanik pada pompa, dianjurkan agar menyediakan pompa cadangan.

Untuk mempermudah metode utilitasnya, lazimnya di sekeliling basement dibentuk jalan masuk air (selokan) keliling yang berfungsi mengalirkan air buangan ke dalam tempat penampungan. Dari kawasan penampungan inilah air dipompakan ke atas..

Dinding Basement

Dinding pada basement harus dirancang agar kuat dan berpengaruh, mengenang fungsinya selaku retaining wall (penahan beban tekanan tanah dan air). Ketebalan dinding betonnya berkisar antara 15-17.5 cm, bergantung pada kedalaman lantai basement-nya. Sementara untuk mengantisipasi adanya rembesan air,  dinding mutlak diberi lapisan waterproofing.

Material Basement

Masalah utama yang sering muncul pada area basement yaitu kelembaban, mengenang letaknya yang berada di bawah dan prosentase waktu terkena cahaya matahari yang tidak terlalu banyak. Sementara permasalahan air tanah yang tidak terselesaikan dengan benar dan tuntas ketika pembangunan basement-pun akan menyebabkan kondisi yang lembab.

Selain tidak sehat,  keadaan lembab juga  mampu  menghancurkan ruangan  dan  benda-benda  yang ada  di dalamnya. Dinding basement yang condong lembab dan basah  menjadikan  proses pengecatan tidak mampu berlangsung dengan sempurna  dan menciptakan cat menjadi tidak rata. Solusi untuk mengatasinya yaitu menggunakan cat yang bersifat waterproof untuk melapisi dindingnya.

Jika berniat  melapisi  dinding  basement  dengan  wallpaper  seharusnya  perlu dipikirkan ulang mengenang lawan utama dari wallpaper yakni air. Dalam keadaan lembap dan lembab, wallpaper akan mudah terjangkit jamur.  Bahan lain yang perlu dihindari pada keadaan basement yang lembab adalah karpet. Sebab materi karpet  jikalau dipasang pada lantai yang lembab lama-kelamaan akan mengeluarkan bau tidak sedap.

Jika kelembaban basement agak tinggi, hindari perabot yang berbahan kayu, partikel board maupun materi lain yang tidak tahan terhadap keadaan lembab. Lebih baik pilihlah perabot yang berbahan tahan kepada air, misal yang yang dibuat dari plastik.

Sirkulasi Udara

Basement yaitu ruangan yang berada di bawah tanah, jadi sangat dimungkinkan jikalau mempunyai tingkat kelembaban tinggi. Untuk  menghindarinya rencanakan metode sirkulasi udara yang bagus dan benar. Oleh sebab itu perlu dipikirkan perihal sirkulasi udara di dalamnya.



Demikianlah megenai basement, biar bermanfaat. Terima kasih

Sumber https://www.arsitur.com/


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)