Senin, 14 Desember 2020

Dinding Penahan Tanah (Retaining Wall) Dalam Konstruksi


Retaining wall merupakan struktur dinding yang dibentuk untuk menahan erosi atau pergerakan paa tanah miring. Dinding penahan tanah acap kali ditemui pada bangunan atau struktur yang berada pada lahan miring. Apakah yang dimaksud dengan dinding penahan tanah ? apa fungsi dinding penahan tanah ? dan Apa saja contoh penggunaan dinding penahan tanah ? Mari kita diskusikan satu per satu.

 Retaining wall merupakan struktur dinding yang dibuat untuk menahan erosi atau pergerakan Dinding Penahan Tanah (Retaining Wall) dalam Konstruksi
Dinding Penahan Tanah (Retaining Wall) dalam Konstruksi - urbanagcouncil.com

Pengertian Dinding Penahan Tanah (Retaining Wall)

Dinding penahan tanah merupakan suatu konstruksi dinding yang dipakai untuk menahan tanah supaya tidak runtuh. Tanah lepas atau tanah alami dapat runtuh alasannya adalah kondisi tanah yang miring atau lereng yang kemantapannya tidak mampu dijamin oleh lereng tanah itu sendiri.

Posisi tanah yang tertahan atau miring bisa memperlihatkan gaya dorong pada struktur dinding sehingga struktur condong akan bergeser atau terguling. Suatu lereng yang akan diberi beban berupa bangunan akan lebih gampang longsor sehingga perlu diperkuat dengan struktur berupa retaining wall.

Baca juga : Cara Menghitung Jumlah Batako yang Dibutuhkan pada Dinding

Manfaat dan Fungsi Dinding Penahan Tanah (Retaining Wall)

Ada banyak manfaat dan fungsi dari pembuatan dinding penahan tanah, berikut adalah fungsi utama dinding penahan tanah :
  • Menyokong tanah lepas atau tanah alami yang kurang stabil
  • Mencegah tanah dari ancaman kelongsoran.
  • Menahan kelongsoran alasannya beban air hujan, berat tanah dan gaya tekan dari atas
  • Menahan pergerakan tanah sehingga struktur bangunan lebih stabil
  • Mencegah resiko kelongsoran untuk area di bawah lereng

Aplikasi dan Penggunaan Dinding Penahan Tanah (Retaining Wall)

Dinding penahan tanah mampu diaplikasikan pada aneka macam kondisi struktur yang membutuhkan kekuatan untuk menahan gaya dorong tanah yang sungguh besar. Berikut ialah acuan penerapan dinding penahan tanah :

 Retaining wall merupakan struktur dinding yang dibuat untuk menahan erosi atau pergerakan Dinding Penahan Tanah (Retaining Wall) dalam Konstruksi
Aplikasi dan Penggunaan Dinding Penahan Tanah (Retaining Wall) - Hardiyatmo,2014

  • Jalan raya atau rel kereta api yang dibangun di segi/tepi lereng.
  • Jalan raya atau rel kereta api yang ditinggikan supaya mendapatkan perbedaan elevasi.
  • Jalan raya atau rel kereta api yang dibentuk lebih rendah agar menerima perbedaan elevasi.
  • Dinding penahan tanah yang menjadi batas pinggir saluran atau jalan masuk air.
  • Dinding penahan tanah khusus yang disebut flood walls, yang dipakai untuk menghemat/menahan banjir dari sungai.
  • Dinding penahan tanah yang digunakan untuk menahan tanah pengisi dalam menopang jembatan.
  • Dinding penahan yang dipakai untuk menahan tanah di sekitar bangunan atau rumah.
  • Dinding penahan tanah yang dipakai sebagai kawasan penyimpanan material bangunan mirip pasir, biji besi, dan lain-lain.
Baca juga : Cara Menghitung Biaya Pemasangan Tembok Batako

Jenis Dinding Penahan Tanah Sesuai Strukturnya (Retaining Wall)

Berdasarkan sistem konstruksinya, Ada beberapa macam dinding penahan tanah selaku berikut :

01. Dinding Penahan Tanah Type Gravitasi (gravity wall)

 Retaining wall merupakan struktur dinding yang dibuat untuk menahan erosi atau pergerakan Dinding Penahan Tanah (Retaining Wall) dalam Konstruksi
Dinding Penahan Tanah Type Gravitasi (gravity wall) - Hardiyatmo,2014

Dinding jenis ini dibuat dengan beton tidak bertulang atau pasangan watu, umumnya pada dinding jenis ini dipasang tulangan pada permukaan dinding untuk menghalangi retakan permukaan akhir perubahan suhu.

02. Dinding Penahan Tanah Type Kantilever (Cantilever retaining wall)

 Retaining wall merupakan struktur dinding yang dibuat untuk menahan erosi atau pergerakan Dinding Penahan Tanah (Retaining Wall) dalam Konstruksi
Dinding Penahan Tanah Type Kantilever (Cantilever retaining wall) - Hardiyatmo,2014

Dinding ini dibangun dari variasi dinding dengan beton bertulang yang berupa mirip aksara T. Ketebalan bab-bab relatif tipis dan diberi tulangan secara sarat untuk menahan momen maupun gaya lintang yang bekerja pada dinding tersebut. Stabilitas dinding ini diperoleh dari berat dinding penahan sendiri dan berat tanah diatas tumit tapak.

Baca juga : Daftar Harga Bata Merah, Batako dan Bata Ringan
 

03. Dinding Penahan Tanah Type Counterfort (counterfort wall)

 Retaining wall merupakan struktur dinding yang dibuat untuk menahan erosi atau pergerakan Dinding Penahan Tanah (Retaining Wall) dalam Konstruksi
Dinding Penahan Tanah Type Counterfort (counterfort wall) - http://eprints.polsri.ac.id/3392/3/BAB%20II.pdf

Dinding ini tersusun dari dinding beton bertulang dengan ketebalan yang relatif tipis. Pada bagian dalam dinding dengan jarak tertentu didukung oleh pelat/dinding vertikal yang disebut dengan counterfort (dinding penguat). Ruang sisa di atas pelat pondasi diisi dengan tanah urug.

04. Dinding Penahan Tanah Type Buttress (butters Wall)

 Retaining wall merupakan struktur dinding yang dibuat untuk menahan erosi atau pergerakan Dinding Penahan Tanah (Retaining Wall) dalam Konstruksi
Dinding Penahan Tanah Type Buttress (butters Wall) - http://eprints.polsri.ac.id/3392/3/BAB%20II.pdf

Dinding Buttress hampir sama dengan dinding kontrafort, hanya bedanya bagian kontrafort diletakkan di depan dinding. Dalam hal ini, struktur kontrafort berfungsi memikul tegangan tekan. Pada bab tumit, ukurannya lebih pendek dari pada bagian kaki.

Demikianlah mengenai pemahaman dinding penahan tanah, fungsi dan penggunaannya dalam konstruksi. Semoga bermanfaat dan mampu memperbesar pengetahuan pembaca sekalian.

Referensi :
  • http://eprints.polsri.ac.id/3392/3/BAB%20II.pdf
  • https://urbanagcouncil.com
  • Hardiyatmo, Hary Christady. 2014. Analisa dan Perencanaan Fondasi 1. Gadjah Mada University, Yogjakarta.

Sumber https://www.arsitur.com/


EmoticonEmoticon