Mungkin teman-teman di sini ada yang mempunyai pertanyaan wacana proses rancangan arsitektur dari sudut pandang pemilik rumah. Seperti apa bentuk rancangan rumah yang dimulai dari nol? Kapan prosesnya beralih dari diagram ke arsitektur kasatmata? Mengapa grafiknya terlihat mirip itu? Bagaimana gambar sktesa tersebut berevolusi dan menjadi sesuatu yang dapat sungguh-sungguh dibangun dan dipakai ?
![]() |
7 Tahap Desain yang Arsitek Lakukan |
Semua pertanyaan yang biasa, yang harus dijelaskan dengan lebih baik oleh arsitek. Mengingat bahwa diperlukan rata-rata 4 tahun untuk mempelajari proses rancangan arsitektur di sekolah arsitek dan satu kala lagi untuk sungguh-sungguh paham bagaimana menerapkannya dalam praktik arsitektur, prosesnya mampu menjadi sedikit esoterik.
Sejatinya proses ini mungkin tidak dilaksanakan tahap demi tahap, tapi berkelanjutan. Arsitur.com mencoba mengkategorikan 7 Tahap Desain yang Arsitek Lakukan untuk mengkomunikasikan arsitektur sedemikian rupa sehingga lebih mudah diketahui dan diakses oleh orang-orang yang masih awam dengan bangunan. Kaprikornus inilah panduan cepat dan lazim untuk proses desain arsitektur :
Tahap 1: Wawancara dan diskusi permulaan
Seringkali seorang arsitek melakukan wawancara, pemilik rumah dan arsitek mencari tahu apakah ada kecocokan satu sama lain. Terkadang pemilik rumah cuma tahu dengan siapa mereka ingin bekerjasama (menurut nasehat sobat atau filosofi desain tertentu, dll) dan mereka melupakan langkah wawancara ini.Biasanya arsitek mempunyai portofolio proyek kala kemudian untuk meninjau dan menerangkan contoh dari proses rancangan mereka. Inilah gunanya mengumpulkan sebanyak mungkin portofolio rancangan bagi arsitek, meskipun rancangan-desain tersebut jarang yang terbangun.
Tahap 2: Pengumpulan info dan dokumentasi
Tujuan, kebutuhan, dan patokan pemilik rumah dibahas di sini. Arsitek mengunjungi lokasi, meninjau kondisi yang ada dan melaksanakan pengukuran apa yang ada di sana (rumah / properti yang ada). Sebuah gambar rencana yang dibuat dibuat dan salinannya diberikan kepada pemilik rumah untuk catatan mereka.Ini lazimnya berupa skema sketsa lantai sederhana dan ketinggian, eksterior, set sekurang-kurangnyayang memperlihatkan apa yang ketika ini ada di lokasi dan tidak lebih dari skema eksisting. Seorang surveyor biasanya dihubungi pada tahap ini dan dijadwalkan untuk menciptakan survei lokasi. Survei ini yang balasannya dimasukkan ke dalam dokumen yang dibuat.
Arsitek mungkin mendatangi dinas kota / kabupaten untuk meninjau aturan yang berlaku termasuk gambar as-built dari rumah yang ada, data survei sebelumnya, catatan publik mirip hak gadai sebelumnya pada properti.
Arsitek mengumpulkan berita dari dinas lain tentang peruntukan lahan yang spesifik dan persyaratan bangunan serta prosedur pra-pengajuan dan pra-perizinan. Arsitek juga membuat planning kerja untuk menguraikan apa yang hendak dikerjakan dan kapan akan dijalankan.
Tahap 3: Desain Skematik dan Kelayakan
Arsitek mungkin menghasilkan 2-3 alternatif rancangan awal yang memadukan informasi dari langkah kedua tadi. Pada tahap ini arsitek juga menjinjing desain desain ke atas meja kerjanya (hal-hal yang dipelajari arsitek di sekolah).Mungkin ada potensi tertentu di lokasi yang mampu ditingkatkan dengan rancangan arsitektur atau kesempatan dalam proyek yang sebelumnya tidak dibahas. Arsitek akan mengeksplorasi urutan bagaimana Anda tiba ke rumah dan bergerak berkeliling lewat bab-bab rumah.
Bagaimana rumah itu dipakai yakni konsentrasi dari tahap ini. Lokasi umum dan fungsi-fungsi di dalam rumah diperhitungkan dan ditampilkan secara grafis dalam bentuk diagram. Grafik, gambaran, dan skema hanyalah semacam diagram desain pada tahap ini dan belum menjadi gambar siap bangun.
Elemen mirip jendela dapat ditambahkan secara skematis atau tidak sama sekali. Rencana dan ketinggian yang sederhana dibuat untuk mewakili relasi antar ruang dan bentuk dasar kulit luar bangunan (pikirkanlah mirip mengukir versi sederhana dan global dari balok tanah liat).
Opsi-opsi material mulai menjadi bab dari diskusi dan anggaran target mulai ditetapkan / dikonfirmasi untuk keseluruhan proyek. Biasanya ada 2-4 pertemuan pemilik rumah yang terlibat dengan langkah ini. Pemilik rumah menciptakan keputusan dengan pinjaman dari arsitek perihal banyak sekali opsi skematis. Strategi desain keseluruhan dibentuk dalam tahap ini.
Tahap 4: Pengembangan Desain dan Dokumen Izin (IMB)
Ketika keputusan terus dibentuk, arsitek membuatkan gambar skematis menjadi dokumen perizinan. Grafik berevolusi dari diagram ke arsitektur konkret pada langkah ini. Gambar disempurnakan sehubungan dengan detail dan sistem.Bahan bangunan diputuskan dan arsitek mencari tahu bagaimana seluruhnya cocok untuk dipadukan bersama (bagaimana lantai berjumpa dinding, ). Bukaan jendela lebih lanjut digambarkan dengan sistem jendela dan lokasi pembukaan.
Informasi dari konsultan lain, seperti insinyur struktural dan MEP, dikembangkan dan dikoordinasikan dengan gambar desain. Spesifikasi untuk materi, peralatan / perlengkapan, rincian perakitan, dan info aba-aba yang relevan dimasukkan ke dalam proyek.
Rekomendasi dari toko bangunan, penyuplai, dan produsen ditambahkan ke detail gambar. Pemilik rumah akan diminta terus menciptakan keputusan pada tingkat detail yang lebih spesifik misalnya jenis pintu, bahan atap, warna cat tembok, dll.
Tahap 5: Dokumen Gambar Konstruksi dan Akuisisi Izin
Seperangkat gambar IMB adalah seperangkat gambar konstruksi yang berisi info dasar seperti sketsa, terlihat dan serpihan. Dokumen izin digunakan untuk menyerahkan, mengoordinasikan, dan menerima izin bangunan dari dinas kota atau kabupaten.Kota / kabupaten lazimnya tidak menghiraukan untuk meninjau setiap detail desain rumah, namun mereka hanya ingin memastikan apakah desain memenuhi aturan dasar seperti sempadan, KDB dan KLB. Ini lazimnya ialah penggunaan waktu yang efektif untuk menyerahkan izin yang mampu didapatkan lebih permulaan, meliputi standar, untuk membuat bola bergulir dengan pihak dinas kota.
Sementara arsitek terus melakukan pekerjaan pada bab gambar yang lebih detail yang diperlukan untuk konstruksi konkret di lapangan. Gambar-gambar ini terus meningkat hingga ke rincian terakhir termasuk detail tulangan, pembesian, pertemuan lis plafon dengan dinding, rincian tali air, dll.
Tahap 6: Pemilihan Kontraktor atau Pemborong
Kontraktor atau pemborong umumnya akan dikenalkan lewat tender atau penunjukan langsung. Kemudian dihubungkan dengan Arsitek untuk menyamakan presepsi ihwal gambar. Kadang-kadang pemilik rumah hanya tahu dengan siapa mereka ingin bekerjasama berdasarkan saran teman atau alasannya jenis konstruksi bangunan tertentu, dan mereka melalaikan langkah tender.Tahap 7: Administrasi Konstruksi
Dokumen dan gambar untuk proyek kini sudah selesai dan konstruksi bisa dimulai. Biasanya pada proyek dengan kompleksitas apa pun, arsitek tetap dipertahankan untuk menjawab beberapa pertanyaan, memiliki masalah dengan penjelasan dan mengerjakan revisi jikalau perlu.Arsitek juga melindungi kepentingan pemilik rumah dan integritas desain. Arsitek meninjau faktur, biaya keseluruhan, dan penjadwalan. Ada juga opsi bagi pemilik rumah untuk memakai jasa design & build sekaligus yang menunjuk firma arsitek yang bersangkutan untuk melakukan. Pilihan ini cuma tersedia jikalau Firma arsitek merupakan perusahaan jasa Design & Build.
Demikianlah 7 Tahap Desain yang Arsitek Lakukan jikalau dilihat dari sudut pandang sebagai pemilik rumah. Semoga berguna dan dapat menambah wawasan.
Referensi :
Pengalaman kerja
Sumber https://www.arsitur.com/
EmoticonEmoticon