Jumat, 12 Juni 2020

Biaya Tukang Harian Vs Tukang Borongan, Mana Yang Lebih Hemat Biaya ?

Sahabat Arsitur mungkin sering bertanya, lebih mahal tukang harian apa tukang borongan ? Membangun rumah yaitu aktivitas yang cukup kompleks, banyak yang harus disiapkan dan juga diperhatikan. Kita tidak mampu selalu bergantung dengan adanya RAB.

Dalam pelaksanaan pembangunan sering kita temui dilema siapa tukang yang hendak bekerja, apakah seharusnya dibayar borongan atau harian ? Pekerjaan apa saja yang mesti menggunakan tukang borongan dan tukang harian ? Berikut yakni anjuran menurut pengalaman aku di proyek :

Tukang Harian vs Tukang Borongan, Mana yang Lebih Murah ?

Jika Sahabat bukan orang teknik atau orang yang pernah mengatasi pembangunan rumah, usahakan menyewa jasa pengawas teknik atau pengawas bangunan (bisa dari lulusan sipil atau arsitek yang berpengalaman). Tujuannya biar pembangunan dapat terkendali dari segi biaya, mutu serta waktu pelaksanaan. Daripada teman harus sakit kepala setiap kali ada hambatan.

Usahakan pengawas datang dan memeriksa saban hari utamanya dikala suatu item pekerjaan dimulai (misalnya pekerjaan cor beton). Pengawas bisa dibayar harian/bulanan atau per tiba atau dikontrak untuk satu kali proyek dari awal sampai simpulan. Biayanya mulai 200 ribu per meter luas bangunan.

Baca juga :  Pilih Kontraktor atau Mandor ? Yang Mana Lebih Baik ?

Untuk pekerjaan bowplank (penentuan sikuan dan level bangunan), lebih baik memakai tukang yang dibayar harian. Item pekerjaan ini termasuk pekerjaan yang ringan, cepat dilakukan, tetapi memerlukan kemampuan khusus. Karna itu harga borongannya cukup mahal sehingga bisa menambah beban biaya yang lain.
   
Untuk pekerjaan pondasi (telapak/menerus) mulai dari galian sampai pasangan, serta urugan lantai lebih baik memakai tukang yang dibayar borongan. Item pekerjaan ini cukup berat dan membutuhkan waktu cukup lama namun tidak memerlukan keahlian khusus. Karena itu borongan yaitu opsi terbaik. Kalau menggunakan tukang harian dikhawatirkan akan usang dan progres tukang kurang efektif.

Untuk pekerjaan Pembesian dan pasangan dinding (bata/batako/bata ringan), lebih baik memakai tukang yang dibayar borongan. Item pekerjaan ini juga cukup berat dan memakan waktu lama. Selain itu, pekerjaan tersebut membutuhkan sedikit keterampilan khusus.

Untuk pekerjaan atap sebaiknya menggunakan tukang yang dibayar harian. Pekerjaan ini tergolong ringan, cepat tetapi butuh keterampilan yang tinggi, sehingga harga borongannya mahal. Contohnya atap baja ringan dengan genteng beton pada rumah ukuran 10 x 10 m hanya butuh waktu 6 hari paling lama. Namun biaya borongannya per m2 rata-rata yakni 65 ribu. Kaprikornus sepekan teman bisa habiskan anggaran 6.5juta. Kalau harian dengan 3 tukang, per harinya dibayar 150 ribu/tukang x 3 = 450rb x 6 hari = 2.7 juta. Bisa berhemat hampir 3 juta.

Baca juga : Arsitek VS Insinyur : Apa Perbedaan Keduanya

Untuk Pekerjaan plasteran dan acian, lebih baik menggunakan tukang yang dibayar harian. Pekerjaan ini ringan tetapi butuh keterampilan yang cukup tinggi. Namun jangan lupa berikan sasaran ke tukangnya untuk solusi plaster kapan mesti selesai. Kemampuan rata-rata tukang menuntaskan plasteran per hari sekitar 10m2/tukang. Sementara bila dibayar borongan, rata2 biaya per meter adalah 30 ribu hingga 35 ribu.

Untuk Pekerjaan instalasi listrik dan pipa, memang lebih baik memakai tukang borongan alasannya jarang ada tukang harian untuk pekerjaan MEP. Jika pun memakai tukang harian umumnya akan jatuh lebih mahal ongkosnya.

Untuk Pekerjaan plafon, lebih baik memakai tukang yang dibayar harian. Ini juga tergolong item pekerjaan yang ringan dan cepat, tetapi membutuhkan keterampilan yang tinggi. Per m2 pekerjaan plafon gypsum umumnya dihargai mulai 50 ribu/m2 sampai 75 ribu/m2 (sudah plafon + rangka hollow). Untuk lis plafon dihargai mulai 15 ribu/m. Untuk rumah ukuran 10 x 10 m dengan 3 kamar tidur, 2 kmr mandi, mampu dituntaskan pekerjaan plafonnya dalam waktu 6 hari dengan 3 orang pekerja.

Untuk Pekerjaan keramik, lebih baik dibayar harian. Biaya keramik per meter persegi ialah 45 ribu. Sedangkan rata-rata tukang yang melakukan pekerjaan dengan rapi, per harinya paling sedikit mampu menuntaskan pasangan keramik sekitar 5 m2.

Baca juga : Tips Memilih Kontraktor Bangunan dengan Konsep 5P

Untuk Pekerjaan kusen pintu dan jendela lebih baik dibayar dengan metode borongan. Rata-rata biaya pekerjaan borongan, 1 kusen pintu dan jendela, 50 ribu per frame + pasang. Rata-rata 1 tukang yang pekerjaannya rapi mampu menyelesaikan 3 frame + pasang dalam sehari. Diatas itu alhasil akan kurang elok. Kaprikornus bila ada 2 tukang yang melaksanakan, paling tidak dalam sehari mereka mampu menuntaskan 6 frame kusen.

Untuk Pekerjaan cat dan waterproofing  seharusnya jangan dibayar harian, sebab nantinya pekerjaan ini mampu dibentuk lama simpulan, padahal mampu dijalankan dengan segera. Sebaiknya pribadi ditawar borongan 1 rumah tamat dengan harga yang masuk logika. Sebagai perbandingan, bila sistem borongan meteran, per m2 Pekerjaan cat ini mengkonsumsi ongkos sekitar 15 ribu saja. Kalau borongan 1 rumah sekalian, sobat mampu menerima diskon hingga 20% lebih hemat biaya dibandingkan dengan borongan meteran.

Untuk pekerjaan pembongkaran dan pencucian telah terperinci memakai sistem borongan. Jika memakai sistem dibayar harian tentu saja ongkosnya akan membengkak jauh lebih mahal.

Demikianlah perbandingan antara tukang harian vs tukang borongan. Semoga dengan postingan ini teman mampu memahami lebih terang bagaimana harus membayar upah tukang bila membangun rumah sendiri.
Sumber https://www.arsitur.com/


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)