Jumat, 28 Mei 2021

Pengertian Green Architecture, Prinsip Dan Misalnya

Pengertian Arsitektur hijau

Arsitektur hijau atau yang diketahui secara global dengan istilah green architecture ialah salah satu pemikiran arsitektur yang berfokus pada arsitektur yang ramah lingkungan.   Beberapa poin pentingnya seperti meminimalisasi konsumsi sumber daya alam, efisiensi energi, penggunaan air yang bijak dan berkelanjutan, dan material non polusi serta daur ulang.

Konsep Arsitektur HIjau


Arsitektur hijau juga ialah sebuah pendekatan perencanaan pembangunan yang bertujuan untuk meminimalisasi kerusakan alam dan lingkungan di kawasan bangunan itu berdiri.

Dalam ungkapan arsitektur hijau lalu meningkat banyak sekali istilah penting seperti pembangunan yang berkelanjutan atau yang dikenal dengan sustainable development.  Istilah ini dipopulerkan pada tahun 1987 selaku pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan orang-orang kurun kini tanpa harus mengorbankan sumber daya alam yang mesti diwariskan terhadap generasi mendatang. Hal ini diucapkan oleh Perdana Menteri Norwegia Bruntland.

Prinsip Arsitektur Hijau


Pada tahun 1994 the one arsitektur hijau Amerika atau U.S. Green building Council  mengeluarkan sebuah standar yang berjulukan Leadership in Energy and Environmental Design (LEED) standards.  Adapun Dasar kualifikasinya adalah sebagai berikut :

1. Pembangunan yang berkesinambungan 

Diusahakan memakai kembali bangunan yang ada dan dengan pelestarian lingkungan sekitar.  Tersedianya daerah penampungan tanah, Taman diatas atap, penanaman pohon sekitar bangunan juga direkomendasikan

2. Pelestarian air 

Dilakukan dengan berbagai cara tergolong diantaranya pembersihan dan daur ulang air bekas serta pemasangan bangunan penampung air hujan.  Selain itu penggunaan dan persediaan air mesti juga di pantai secara berkelanjutan

3. Peningkatan efisiensi energi

Dapat dilakukan dengan aneka macam cara contohnya  membuat layout dengan orientasi bangunan yang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan ekspresi dominan terutama posisi matahari.

4. Bahan bangunan terbarukan

Material terbaik untuk arsitektur hijau adalah usahakan menggunakan bahan daur ulang atau bisa juga dengan menggunakan bahan terbarukan sehingga memerlukan sedikit energi untuk dibuat . Bahan bangunan ini idealnya adalah bahan bangunan setempat dan bebas dari bahan kimia berbahaya.  Sifat materi bangunan yang baik dalam arsitektur hijau yakni bahan mentah tanpa polusi yang dapat bertahan usang dan juga mampu didaur ulang kembali.

Baca juga :  Langgam Arsitektur Organik dan Contohnya

5. Kualitas lingkungan dan ruangan

Dalam ruangan diperhatikan hal-hal yang menghipnotis bagaimana pengguna merasa dalam sebuah ruangan itu. Hal ini seperti penilaian kepada kenyamanan dalam suatu ruang yang meliputi ventilasi, pengendalian suhu, dan penggunaan materi yang tidak mengeluarkan gas beracun.

Sementara Brenda dan Robert Vale, 1991, Green Architecture Design fo Sustainable Future mengungkapkan bahwa Arsitektur Hijau mempunyai persyaratan selaku berikut :

1. Conserving Energy (Hemat Energi)


Sungguh sungguh ideal jika menjalankan secara operasional sebuah bangunan dengan sedikit mungkin menggunakan sumber energi yang langka atau memerlukan waktu yang lama untuk menghasilkannya kembali.

Solusi yang mampu mengatasinya ialah rancangan bangunan mesti mampu memodifikasi iklim dan dibentuk beradaptasi dengan lingkungan bukan mengganti lingkungan yang sudah ada. Lebih jelasnya dengan memanfaatkan peluangmatahari selaku sumber energi. Cara mendesain bangunan supaya hemat energi, antara lain:
  • Banguanan dibuat memanjang dan tipis untuk mengoptimalkan pencahayaan dan menghemat energi listrik.
  • Memanfaatkan energi matahari yang terpancar dalam bentuk energi thermal selaku sumber listrik dengan menggunakan alat Photovoltaic yang diletakkan di atas atap. Sedangkan atap dibuat miring dari atas ke bawah menuju dinding timur-barat atau sejalur dengan arah peredaran matahari untuk mendapatkan sinar matahari yang optimal.
  • Memasang lampu listrik hanya pada bagian yang intensitasnya rendah. Selain itu juga menggunakan alat kendali penguranganintensitas lampu otomatis sehingga lampu cuma memancarkan cahaya sebanyak yang dibutuhkan sampai tingkat terperinci tertentu.
  • Menggunakan Sunscreen pada jendela yang secara otomatis mampu menertibkan intensitas cahaya dan energi panas yang berlebihan masuk ke dalam ruangan.
  • Mengecat interior bangunan dengan warna cerah tapi tidak menyilaukan, yang bermaksud untuk meningkatkan intensitas cahaya.
  • Bangunan tidak menggunkan pemanas bikinan, semua penghangat dihasilkan oleh penghuni dan cahaya matahari yang masuk lewat lubang ventilasi.
  • Meminimalkan penggunaan energi untuk alat pendingin (AC) dan lift.

2. Working with Climate (Memanfaatkan keadaan dan sumber energi alami)


Melalui pendekatan green architecture bangunan beradaptasi dengan lingkungannya. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan kondisi alam, iklim dan lingkungannya sekitar ke dalam bentuk serta pengoperasian bangunan, misalnya dengan cara:
  • Orientasi bangunan terhadap sinar matahari.
  • Menggunakan tata cara air pump dan cros ventilation untuk mendistribusikan udara yang higienis dan sejuk ke dalam ruangan.
  • Menggunakan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim. Misalnya dengan menciptakan kolam air di sekeliling bangunan.
  • Menggunakan jendela dan atap yang sebagian mampu dibuka dan ditutup untuk menerima cahaya dan penghawaan yang cocok keperluan.

3. Respect for Site (Menanggapi kondisi tapak pada bangunan)

Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan tapaknya. Hal ini dimaksudkan keberadan bangunan baik dari segi konstruksi, bentuk dan pengoperasiannya tidak menghancurkan lingkungan sekitar, dengan cara selaku berikut.
  • Mempertahankan kondisi tapak dengan membuat rancangan yang mengikuti bentuk tapak yang ada.
  • Luas permukaan dasar bangunan yang kecil, ialah usulanmerancang bangunan secara vertikal.
  • Menggunakan material setempat dan material yang tidak menghancurkan lingkungan.

4. Respect for User (Memperhatikan pengguna bangunan)


Antara pemakai dan green architecture mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Kebutuhan akan green architecture harus mengamati kondisi pemakai yang diresmikan di dalam penyusunan rencana dan pengoperasiannya.

5. Limitting New Resources (Meminimalkan Sumber Daya Baru)


Suatu bangunan semestinya dirancang memaksimalkan material yang ada dengan menghemat penggunaan material gres, dimana pada final umur bangunan dapat dipakai kembali unutk membentuk tatanan arsitektur yang lain.

6. Holistic


Memiliki pengertian mendesain bangunan dengan menerapkan 5 poin di atas menjadi satu dalam proses perancangan. Prinsip-prinsip green architecture pada dasarnya tidak mampu dipisahkan, sebab saling bekerjasama satu sama lain.

Tentu secara parsial akan lebih gampang menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Oleh alasannya adalah itu, sebanyak mungkin dapat mengaplikasikan green architecture yang ada secara keseluruhan sesuai peluangyang ada di dalam site.

Sumber Energi Alternatif

Bayar bangunan yang memakai sumber energi regional seperti jaringan listrik PLN.  Namun Alangkah baiknya bila sebuah bangunan mampu memenuhi kebutuhan energinya sendiri tanpa mesti bergantung kepada sumber energi regional tersebut.
 
Salah satu caranya adalah dengan memakai sumber energi alternatif mirip contohnya angin dan tenaga surya.  Kedua energi ini ialah sumber energi yang sejatinya sungguh melimpah di alam dan cukup gampang dikonversi menjadi energi.

Arsitektur hijau di rumah

Penerapan arsitektur hijau yang paling mungkin dan gampang yaitu pada bangunan residensial seperti rumah.  Cara yang sederhana yaitu pada rancangan yang mampu menggabungkan ruang luar dan ruang dalam. 

Misalnya ruang keluarga atau ruang makan yang dihubungkan dengan taman belakang.  Selain mampu mengembangkan estetika hal ini juga mampu menambah efisiensi energi serta meminimalkan kesan bangunan yang bosan.

Contoh Rumah dengan Arsitektur Hijau


Arsitektur hijau menekankan bahwa dekorasi dan perabotan di dalam suatu rumah tidak perlu berlebihan.  Hal ini juga dimaksudkan hal ini juga dimaksudkan untuk meminimalisir penggunaan bahan-bahan furniture yang tidak dibutuhkan. Saniter yang lebih baik, Dapur yang higienis, desain ekonomis energi, pengolahan air yang benar,  luas dan jumlah ruang yang tepat keperluan,  serta ketersediaan ruang hijau.

Baca juga :  Pengertian Arsitektur Vernakular Ciri-ciri dan Contohnya

Contoh Arsitektur Hijau


Hingga ketika ini sudah banyak bangunan yang memakai prinsip arsitektur hijau khususnya di negara-negara maju. Kali ini kita mengambil teladan sebuah universitas di Singapura.

Nanyang Technological University Singapura


Berkat adanya pertolongan dari pemerintah, bangunan-bangunan yang bergaya arsitektur hijau di Singapura bisa kian bertambah,  salah satunya yang cukup menarik adalah Nanyang technological University yang ada di  sentra kota Singapura. 

Nanyang Technological University Singapura


Bangunan ini menggunakan Fasad beling yang mampu mengurangi pengaruh jelek radiasi dan panas matahari sehingga suhu ruangan tersadar namun tidak menghemat natural view dan pencahayaan yang efektif pada bangunan.

Site Plan

Bangunan ini juga terkenal alasannya adanya Green roof yang melengkung di atas bangunan yang berfungsi sebagai ruang terbuka hijau.  Ruang ini difungsikan selaku tempat berkumpul yang indah di tengah suasana kota yang padat. 


Adaptasi dengan lingkungan sekitar


Tidak hanya itu, atap ini juga berfungsi sebagai insulasi termal dan penangkap air hujan yang kemudian digunakan untuk irigasi di area lankap bangunan. Secara rancangan rumput yang ditanam pada atap juga menjadi bentuk penyesuaian teladan yang menyatu dengan lingkungan sekitar.

Perspektif

Demikian perihal arsitektur hijau, kita  berharap pedoman desain seperti ini lebih banyak berkembang sehingga meminimalkan polusi Metropolitan serta menyelamatkan alam dari kerusakan.

Sumber https://www.arsitur.com/


EmoticonEmoticon