Adapun faktor non-teknis kebanyakan diakibatkan oleh kelalaian insan (human error) utamanya yang berkenaan dengan penggunaan api mirip mengolah makanan, merokok, menyalakan lilin, menyalakan obat nyamuk bakar, dan lain sebagainya. Kelalaian tersebut pada umumnya disebabkan oleh:
Baca juga : Tingkat Resiko Kebakaran pada Bangunan Bertingkat
Setiap bangunan memiliki latar belakang dan argumentasi mengapa bangunan tersebut dibentuk. Hal ini akan ditinjau oleh owner/pemilik sehingga melahirkan suatu pandangan baru dan pemikiran yang lalu berlanjut kepada sebuah proses perancangan.
Tahap pertama untuk mengenali penyusunan rencana dan perancangan yang baik yaitu dengan mengenali tujuan awal dari pengerjaan bangunan itu sendiri. Apakah bangunan tersebut untuk publik, privat, apakah jenisnya, mengapa jenis bangunan tersebut diseleksi, dan lain sebagaimananya.
Baca juga : 4 Jenis Sistem Sprinkler pada Bangunan
Tujuan pengadaan bangunan lazimnya bergantung pada kebutuhkan penduduk dan lingkungan. Dewasa ini banyak yang mesti diperhatikan oleh arsitek dalam faktor penggunaan lahan utamanya bila membicarakan perihal resident/rumah, office/kantor, dan urban building yang lain.
Aristek tidak bisa menetapkan kedua relasi ini sebab penciptaan pengiritan lahan ini yang lalu mempunyai output berupa high rise building mengikuti pertumbuhan dari suatu tempat itu sendiri. High rise building yakni tanggapannatural kepada sebuah kepadatan penduduk, kelangkaan lahan, dan tingginya harga lahan (Redy : 1996,23)
Sumber https://www.arsitur.com/Kelalaian yang Mengakibatkan Kebakaran Gedung |
1. Faktor Pengguna Gedung
- Tidak tahu / kurang mengetahui prinsip dasar pencegahan / penanggulangan bahaya kebakaran.
- Meletakkan barang-barang yang mudah terbakar tanpa menghiraukan norma-norma pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.
- Pemakaian listrik yang belebihan, melebihi kapasitas.
- Menyalakan api ditempat terlarang / membuang puntung rokok asal pilih.
- Adanya unsur kesengajaan.
Baca juga : Tingkat Resiko Kebakaran pada Bangunan Bertingkat
2. Faktor Manajemen / Pengelola Gedung
- Tidak ada / kurang komitmennya kepada K3.
- Kurang pengawasan kepada acara pengguna gedung.
- Tidak ada standar isyarat yang dapat dipercaya atau penerapannya tidak tegas atau sengaja menggunakan barang – barang sub-standard dengan motif ekonomi.
- Sistem penanggulangan kebakaran tidak memadai
- Tidak dijalankan training penanggulangan bahaya kebakaran bagi pengguna gedung.
- Sarana proteksi kebakaran tidak ada atau kurang
Setiap bangunan memiliki latar belakang dan argumentasi mengapa bangunan tersebut dibentuk. Hal ini akan ditinjau oleh owner/pemilik sehingga melahirkan suatu pandangan baru dan pemikiran yang lalu berlanjut kepada sebuah proses perancangan.
Tahap pertama untuk mengenali penyusunan rencana dan perancangan yang baik yaitu dengan mengenali tujuan awal dari pengerjaan bangunan itu sendiri. Apakah bangunan tersebut untuk publik, privat, apakah jenisnya, mengapa jenis bangunan tersebut diseleksi, dan lain sebagaimananya.
Baca juga : 4 Jenis Sistem Sprinkler pada Bangunan
Tujuan pengadaan bangunan lazimnya bergantung pada kebutuhkan penduduk dan lingkungan. Dewasa ini banyak yang mesti diperhatikan oleh arsitek dalam faktor penggunaan lahan utamanya bila membicarakan perihal resident/rumah, office/kantor, dan urban building yang lain.
Aristek tidak bisa menetapkan kedua relasi ini sebab penciptaan pengiritan lahan ini yang lalu mempunyai output berupa high rise building mengikuti pertumbuhan dari suatu tempat itu sendiri. High rise building yakni tanggapannatural kepada sebuah kepadatan penduduk, kelangkaan lahan, dan tingginya harga lahan (Redy : 1996,23)
EmoticonEmoticon