Kuliah jurusan arsitektur itu keras, tidak acuh apa latar belakang Anda. Namun, pasti ada cara untuk membuatnya sedikit lebih mudah dan lebih menyenangkan. Berikut yaitu lima kiat aku untuk bertahan dan cepat lulus di jurusan arsitektur :
1. Berteman baik dengan sahabat-sobat studio
![]() |
Berteman baik dengan teman-teman studio |
Kelas jurusan arsitektur biasanya mulai dengan banyak mahasiswa, namun di semester selanjutnya ada saja mahasiswa yang hilang. Entah pindah, jenuh kuliah, atau ada yang menentukan bekerja di proyek tanpa menamatkan kuliah.
Anda akan menghabiskan terlalu banyak waktu di studio menjalankan peran proyek Anda, itu betul-betul berguna bagi Anda untuk mencari teman dengan orang-orang yang mengalami masalah yang serupa. Bertemu sahabat di masa-abad perjuangan menciptakan pertemanan yang kompak dan baka, Anda mungkin akan terus menjadi sahabat hingga saat melakukan pekerjaan nanti.
Waktu larut malam dan begadang mengerjakan peran akan menjadi menggembirakan dan menghibur, Anda akan mempunyai sobat untuk melewati jam 4 pagi itu bareng dan Anda akan menciptakan sobat seumur hidup di industri bidang ini.
Seiring dengan waktu yang mengasyikkan dan cerita-cerita abnormal, Anda juga akan mencar ilmu dari mereka. Teman studio dengan gampang menjadi salah satu sumber daya terbaik Anda untuk pandangan baru baru, berguru software, kritik proyek, dan usulan studio.
2. Luangkan waktu untuk menjauh dari peran studio
Satu pelajaran yang sungguh berguna yang dapat kita pelajari selama tahun-tahun proyek studio ialah bahwa kadang-kadang Anda perlu sedikit waktu untuk melupakan urusa studio Anda. Studio bukan segalanya, kehidupan di luar sana masih ada untuk dijalani.Akan ada saat-ketika dikala Anda akan stack pada problem, contohnya dikala merancang tata letak bangunan, desain dan teori mungkin tidak berfungsi dengan benar, desain Anda mungkin sedikit kabur atau software komputer juga tidak akan melaksanakan apa yang Anda harapkan. Pada ketika-ketika putus asa belaka, yang terbaik yakni hanya mengambil langkah mundur dan mengambil istirahat pendek mirip berlibur atau melaksanakan acara yang mengasyikkan.
Ketika Anda kembali, Anda akan disegarkan dan dapat menyaksikan masalah dari perspektif yang berbeda. Saya ingat banyak malam-malam selama tiga tahun pertama saya kuliah di arsitek, aku cuma akan duduk dan menghabiskan waktu berjam-jam untuk memecahkan satu masalah yang mungkin sejatinya mampu diatasi dalam waktu beberapa menit saja.
Setelah saya belajar untuk menjauh dari persoalan, dan mengerjakannya kembali sehabis beberapa saat, waktu aku jauh lebih produktif, dan waktu istirahat mengembalikan kreativitas aku dan memungkinkan saya untuk menuntaskan masalah rancangan untuk tugas studio itu.
3. Berlatih memprioritaskan kuliah dan kehidupan langsung
Anda akan mencar ilmu sejak permulaan bahwa arsitektur yakni perihal mengutamakan apa yang terpenting dan memakai ruang dan waktu dengan bijak. Banyak orang memiliki kesalahpahaman bahwa jika Anda memilih arsitektur selaku jurusan Anda, Anda tidak mampu menikmati apa pun di sekolah tinggi tinggi.Saya menggemari pengalaman kuliah aku di beberapa semester terakhir, Saya masih bisa bermain game, menulis blog ini, mengikuti kegemaran aku untuk kemah dan mendaki, bergabung dengan karang taruna, berpartisipasi dalam dan mengurus organisasi dan mempunyai kehidupan sosial yang lebih baik dari pada ketika semester awal yang terlalu fokus dengan studio.
Apakah aku banyak tidur? Tidak, namun saya melatih diri untuk memprioritaskan apa yang perlu dilakukan dan kapan. Saya menciptakan daftar dan jadwal, meskipun banyak di antaranya yang kacau. Jika aku menghabiskan terlalu usang untuk satu hal, saya menetapkan diri dan pindah ke hal lain selaku cara beristirahat.
Belajarlah untuk mengatakan "tidak". Itu senantiasa merupakan usaha bagi saya, tetapi "tidak" adalah bagian dari hidup dan perihal memilih apa yang mutlak dibutuhkan. Waktu senantiasa bernilai tinggi, jadi pastikan Anda menggunakannya dengan bijak.
4. Tinggalkan pekerjaan Anda di kawasan kerja dan di rumah adalah tempat kehidupan.
![]() |
Tinggalkan pekerjaan Anda di kawasan kerja dan di rumah yaitu tempat kehidupan. |
Sebuah hikmah besar yang diberikan kepada aku oleh seorang abang kelas yang lebih bau tanah selama tahun pertama saya yakni "Tinggalkan pekerjaan Anda saat ada di rumah." Awalnya saya tidak bisa dan tidak sanggup. Namun saya mulai menghargai pesan yang tersirat ini sejak saya lulus kuliah. Di perguruan tinggi tinggi dan dalam karir Anda, sangat penting untuk mempertahankan kehidupan kerja Anda terpisah dari kehidupan rumah Anda.
Kita bisa berguru bahwa menenteng proyek studio ke tempat tinggal dan terus mengerjakannya senantiasa menciptakan kita merasa letih dan tidak produktif. Seperti itu alasannya adalah ke mana pun saya pergi, saya senantiasa mempertimbangkan proyek saya atau benar-benar sambil mengerjakannya.
Ketika sebuah waktu, aku balasannya meninggalkan pekerjaan studio saya di studio, dan menjalani kehidupan bebas di rumah, saya bisa menunjukkan pemisahan yang jelas antara keduanya. Saya benar-benar mampu santai ketika pulang ke tempat tinggal dan merasa terisi kembali ketika aku kembali ke studio dengan pola pikir yang segar dan lebih produktif.
5. Ingatlah pada sebuah kenyataan yang lebih besar.
Anda akan mempunyai setidaknya beberapa pengalaman selama kuliah di jurusan arsitektur yang mau membuat Anda merasa itu ialah final dunia. Itu normal saja, setiap orang mempunyai ketika-saat menegangkan itu. Pelajaran ini aku pelajari selama tahun keempat aku dan masih berlaku untuk kehidupan sehari-hari aku bahwa kenyataan bahwa segala sesuatu kadan mampu menjadi lebih jelek.Ketika melakukan tugas besar salah satu Studio Perancangan, laptop yang saya pakai untuk menciptakan peran datang-datang mati total, padahal waktu pengumpulan cuma tinggal hitungan hari, sementara aku belum membuat gambar-gambar pokok yang ada dalam tugas.
Panik itu pasti, rasanya dunia mau akhir zaman, namun aku mencar ilmu bahwa senantiasa ada cara untuk mengatasinya. Di situ aku berpikir untuk mengerjakannya seadanya, berusaha menyanggupi sasaran gambar sekurang-kurangnyadengan meminjam laptop kerabat dan sobat satu kelas. Sifat perfeksionis dan idealis yang saya bangun dari permulaan pun hilang seketika.
Logika saya yakni lebih penting untuk lulus dengan nilai yang umum-biasa daripada memburu nilai sempurna dengan berdarah-darah dan menyiksa diri sendiri. Urusan idealisme dan pembuktian karya masih mampu kita bangun lagi di dunia kerja yang pasti lebih kejam.
Ini marupakan jebakan dari kehidupan seorang mahasiswa arsitektur, tetapi tidak menghiraukan seberapa buruknya hal itu, masih sungguh kecil dibanding duduk perkara kehidupan yang lebih besar. Anda senantiasa mampu mengulang pekerjaan atau mengulangi studio dengan resiko lulus lebih usang.
Seringkali ada sahabat mahasiswa yang mengalah dari jurusan arsitektur hanya alasannya adalah menganggap arsitektur itu susah, keras dan kejam. Namun menurut saya, senantiasa ada cara untuk mengatasinya. Jika Anda merasa tidak bisa merancang atau mendesain suatu bangunan, maka anda bisa meniru desain orang lain namun dengan wujud yang berlainan.
Jika Anda tidak bisa menggambar atau tidak menguasai software gambar arsitektur (AutoCAD/Sketchup), Anda mampu meminta bantuan jasa gambar. Hanya saja yang paling parah yakni ketika Anda tidak mempunyai niat lagi untuk melanjutkan kuliah di Arsitektur.
Demikian tentang Cara Bertahan dan Lulus Cepat dari Jurusan Arsitektur. Semoga berfaedah dan membuka pengetahuan.
Sumber https://www.arsitur.com/
EmoticonEmoticon