Jumat, 11 September 2020

Kemajuan Arsitektur Masjid Di Indonesia Dan Misalnya

Masuknya Islam ke Indonesia tidak hanya berpengaruh pada kehidupan sosial budaya penduduk di Indonesia tetapi juga menghipnotis gaya arsitektur di Indonesia. Ini dibuktikan dengan adanya bangunan Masjid yang menjadi penanda sejarah penyebaran Islam di tanah air.

Sebelum Islam masuk dan meningkat , Indonesia sudah memiliki corak kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Hindu dan Budha. masuknya Islam, Indonesia kembali mengalami proses akulturasi yang melahirkan kebudayaan baru yakni kebudayaan Islam Indonesia.

Perkembangan Arsitektur Masjid di Indonesia


Berbicara tentang Arsitektur Islam di Indonesia erat relevansinya dengan Arsitektur Masjid alasannya ialah bangunan yang sangat mencirikan kebudayaan Islam di Indonesia. Banyak masjid yang diagungkan di Indonesia tetap mempertahankan bentuk asalnya yang ibarat (contohnya) candi Hindu/Buddha bahkan pagoda Asia Timur, atau juga menggunakan konstruksi dan ornamentasi bangunan khas kawasan kawasan masjid berada.

Pada kemajuan selanjutnya arsitektur mesjid lebih banyak mengadopsi bentuk dari Timur Tengah, mirip atap kubah bawang dan pernak-pernik, yang diperkenalkan Pemerintah Hindia Belanda pada kurun penjajahan.

Ditinjau dari kurun pembangunannya, masjid sangat dipengaruhi pada budaya yang masuk pada daerah itu. Antar tempat satu dengan lainnya lazimnya juga terdapat perbedaan bentuk. Hal ini juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan dan budaya setempat. Misalnya masjid di pulau Jawa, mempunyai bentuk yang nyaris sama dengan candi Hindu – Budha. Hal ini sebab terjadi akulturasi budaya antara budaya setempat dengan budaya luar.

Baca Juga : Unsur Desain pada Arsitektur Masjid

Wujud akulturasi dari masjid kuno di Indonesia memiliki ciri sebagai berikut:

  • Atapnya berupa tumpang adalah atap yang bersusun kian ke atas kian kecil dari tingkatan paling atas berbentuk limas. Jumlah atapnya ganjil 1, 3 atau 5. Dan umumnya ditambah dengan kemuncak untuk memberi tekanan akan keruncingannya yang disebut dengan Mustaka.
  • Tidak dilengkapi dengan menara, seperti biasanyabangunan masjid yang ada di luar Indonesia atau yang ada kini, tetapi dilengkapi dengan kentongan atau bedug untuk menyerukan adzan atau panggilan sholat. Bedug dan kentongan ialah budaya asli Indonesia.
  • Letak masjid lazimnya akrab dengan istana yaitu sebelah barat alun-alun atau bahkan diresmikan di daerah-tempat keramat ialah di atas bukit atau erat dengan makam.

Contoh masjid yang masih dipengaruhi gaya arsitektur usang :

Gaya arsitektur usang yang menghipnotis masjid yaitu gaya arsitektur tradisional yang telah ada di suatu kawasan, contohnya gaya arsitektur jawa yang telah lebih dulu berkembang. Berikut adalah contoh masjid yang dipengaruhi oleh gaya arsitektur lama :

1. Masjid Agung Demak


Masuknya Islam ke Indonesia tidak hanya berpengaruh pada kehidupan  sosial budaya masyarak Perkembangan Arsitektur Masjid di Indonesia dan Contohnya
1. Masjid Agung Demak

Masjid Agung Demak adalah suatu mesjid tertua di Indonesia. Masjid ini terletak di desa Kauman, Demak, Jawa Tengah. Masjid ini dipercayai pernah menjadi tempat berkumpulnya para ulama (wali) penyebar agama Islam, disebut juga Walisongo, untuk membicarakan penyebaran agama Islam di Tanah Jawa terutama dan Indonesia pada umumnya. Pendiri masjid ini diperkirakan ialah Raden Patah, adalah raja pertama dari Kesultanan Demak.

Masjid ini mempunyai bangunan-bangunan induk dan serambi. Bangunan induk mempunyai empat tiang utama yang disebut saka guru. Bangunan serambi ialah bangunan terbuka. Atapnya berbentuk limas yang ditopang delapan tiang yang disebut Saka Majapahit.

Di dalam lokasi kompleks Masjid Agung Demak, terdapat beberapa makam raja-raja Kesultanan Demak dan para abdinya. Di sana jugaterdapat suatu museum, yang berisi banyak sekali hal perihal riwayat berdirinya Masjid Agung Demak.

2. Masjid Menara Kudus


Masuknya Islam ke Indonesia tidak hanya berpengaruh pada kehidupan  sosial budaya masyarak Perkembangan Arsitektur Masjid di Indonesia dan Contohnya
2. Masjid Menara Kudus

Masjid Menara Kudus (disebut juga sebagai mesjid Al Aqsa dan Mesjid Al Manar) yaitu mesjid yang dibangun oleh Sunan Kudus pada tahun 1549 Masehi atau tahun 956 Hijriah dengan memakai watu dari Baitul Maqdis dari Palestina selaku batu pertama dan terletak di desa Kauman, kecamatan Kota, kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Yang paling monumental dari bangunan masjid ini yakni menara berupa candi bercorak Hindu Majapahit, bukan pada ukurannya yang besar saja, tetapi juga keunikan bentuknya yang tak mudah terlupakan. Bentuk ini tidak akan kita jumpai kemiripannya dengan berbagai menara masjid di seluruh dunia.

Keberadaannya yang tanpa-padanan alasannya bentuk arsitekturalnya yang sungguh khas untuk suatu menara masjid itulah yang membuatnya begitu menawan. Dengan demikian mampu disebut menara masjid ini mendekati mutu genius locy.

Menara Masjid Kudus merupakan bangunan menara masjid paling unik di Kota Kudus alasannya adalah bercorak Candi Hindu Majapahit.

Baca Juga : Masjid Said Naum, Peraih Penghargaan Aga Khan Award

3. Masjid Agung Banten


Masuknya Islam ke Indonesia tidak hanya berpengaruh pada kehidupan  sosial budaya masyarak Perkembangan Arsitektur Masjid di Indonesia dan Contohnya

3. Masjid Agung Banten

Kompleks bangunan masjid di Desa Banten Lama, sekitar 10 km sebelah utara kota Serang, ibu kota Provinsi Banten ini menjadi obyek wisata ziarah arsitektur yang sungguh mempesona, sebab gaya seni bangunan yang unik dan terdapat unsur arsitektur mempesona.

Sisi menawan pertama dari bangunan utama masjid, yang dibangun pertama kali oleh Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570), sutan pertama Kasultanan Demak yang juga putra pertama Sunan Gunung Jati itu adalah atapnya yang tumpuk lima. Menurut tradisi, desain bangunan utama masjid yang beratap tumpuk lima ini dipercayakan kepada arsitek Cina berjulukan Cek Ban Cut. Selain jumlah tumpukan, bentuk dan ekspresinya juga memperlihatkan keunikan yang tidak dijumpai kesamaannya dengan masjid-masjid di sepanjang Pulau Jawa, bahkan di seluruh Indonesia.

Yang paling menarik dari atap Masjid Agung Banten yaitu justru pada dua tumpukan atap konsentris paling atas yang samar-samar mengingatkan idiom pagoda Cina. Kedua atap itu bangun sempurna di atas puncak tumpukan atap ketiga dengan sistem struktur penyalur gaya yang berjumpa pada satu titik. Peletakan seperti itu menawarkan kesan seolah-olah atap dalam posisi kritis dan gampang goyah, namun hal ini justru menjadi pesona tersendiri.

Masjid di Indonesia yang murni mempertahankan Gaya Arsitektur timur tengah yaitu selaku berikut :

Di Indonesia juga meningkat gaya arsitektur masjid yang mengambil wangsit dari masjid-masjid yang meningkat di negara Timur Tengah seperti Arab dan Turki. Berikut yaitu beberapa contohnya :

1. Masjid Al Akbar Surabaya

Masuknya Islam ke Indonesia tidak hanya berpengaruh pada kehidupan  sosial budaya masyarak Perkembangan Arsitektur Masjid di Indonesia dan Contohnya
1. Masjid Al Akbar Surabaya

Masjid Al Akbar kini menjadi landmark Surabaya, Masjid ini dianggap sebagai Masjid termegah dan terbaru kedua di Indonesia sesudah masjid Istiqlal, Jakarta. Masjid yang bangkit diatas lahan seluas 11,2 hektarini ialah masjid yang ingin dijadikan selaku Islamic Center selaku multidimensi misi religius, cultural, dan edukatif, selain menimbulkan Masjid Al-Akbar selaku lokasi wisata religi di Jawa Timur.

Kesan unik dari Masjid Al Akbar yaitu bentuk kubah yang diadopsi dari daun. Warna bangunan dengan warna hijau dan biru memberikan kesan sejuk dan damai alami dari masjid ini. Interior Masjid pun dihiasi dengan goresan-goresan kaligrafi yang begitu indah dan berkesan. Selain itu hiasan interior dari Masjid AL-Akbar Surabaya  dari seni ukir beling yang membuat masjid ini terlihat megah.

Baca Juga : 4 Jenis Arsitektur Masjid di Seluruh Dunia

2.  Masjid Agung An-Nur Pekanbaru

Masuknya Islam ke Indonesia tidak hanya berpengaruh pada kehidupan  sosial budaya masyarak Perkembangan Arsitektur Masjid di Indonesia dan Contohnya
2.  Masjid Agung An-Nur Pekanbaru

Masjid yang terletak di Kota Pekanbaru ini mempunyai bangunan indah seperti bangunan Taj Mahal di  India. Keindahan dari Masjid ini akan lebih terlihat jikalau malam tiba, dengan banyak sekali lampu yang dipasang di sudut-sudut masjid, menghadirkan warna-warni dari cahaya lampu tersebut.  Kapasitas masjid yang cukup luas dan halaman yang luas dengan taman-taman yang manis, hingga masjid ini tampakmenjadi begitu sejuk.

Masjid yang mempunyai tiga lantai ini tidak cuma dipakai selaku kawasan ibadah, tetapi juga terdapat kantor dan aula. Serta memiliki fasilitas pendidikan mlai playgrup sampai Sekolah Menengan Atas.


3. Masjid Islamic Centre Samarinda

Masuknya Islam ke Indonesia tidak hanya berpengaruh pada kehidupan  sosial budaya masyarak Perkembangan Arsitektur Masjid di Indonesia dan Contohnya
3. Masjid Islamic Centre Samarinda

Masjid Islamic Center Samarinda menjadi Masjid yang begitu megah dengan arsitektur mirip dengan Masjid Haghia Sophia, Turki, dengan menara yang seperti dengan Masjid Nabawi Madinah. Bahkan untuk menghadirkan jika Masjid ini mirip berada di Timur Tengah, ditanami pohon-pohon kurma di halaman Masjid.

Masjid Islamic Center mempunyai tujuh menara dengan satu menara utama yang mempunyai tinggi 99 meter sama dengan jumlah Asmaul Husna. Menara utama terdiri dari bangunan 15 lantai dengan tinggi rata-rata enam meter. Dengan dinding menara merupakan lafadz dari Asmaul Husna yang dilapisi dengan kerikil granit.

Masjid di Indonesia dengan Gaya Arsitektur Modern yang meningkat permulaan tahun 2000-an

Tidak cuma dipengaruhi oleh gaya arsitektur di negara-negara timur tengah, arsitektur masjid di Indonesia juga telah memasuki babak baru dengan pengaruh arsitektur terbaru dan kontemporer. atau kekinian. Berikut yakni pola gaya arsitektur masjid modern dan kontemporer :

1. Masjid Raya Sumatera Barat

Masuknya Islam ke Indonesia tidak hanya berpengaruh pada kehidupan  sosial budaya masyarak Perkembangan Arsitektur Masjid di Indonesia dan Contohnya
1. Masjid Raya Sumatera Barat

Arsitektur Masjid Raya Sumatera Barat menggunakan rancangan yanng dilaksanakan oleh arsitek Rizal Muslimin, pemenang sayembara desain yang disertai oleh 323 arsitek dari berbagai negara pada 2007. Dari ratusan penerima, 71 rancangan masuk sebagai nominasi dan dipilih oleh tim juri yang diketuai oleh sastrawan Wisran Hadi. Konstruksi bangunan dirancang menanggapi kondisi geografis Sumatera Barat yang beberapa kali diguncang gempa berkekuatan besar.

Menurut desain, kompleks bangunan akan dilengkapi pelataran, taman, menara, ruang multi guna, akomodasi komersial, dan bangunan penunjang untuk acara pendidikan. Masjid Raya Sumatera Barat memperlihatkan arsitektur modern yang tak identik dengan kubah. Atap bangunan menggambarkan bentuk bentangan kain yang dipakai untuk mengusung watu Hajar Aswad

Dapatkan Artikel ini dalam PDF

Referensi :

  • uy.com/search?q=unsur-desain-pada-arsitektur-masjid
  • uy.com/search?q=bagian-rancangan-pada-arsitektur-masjid

Sumber https://www.arsitur.com/


EmoticonEmoticon