Minggu, 27 September 2020

Jenis - Jenis Pondasi Berdasarkan Kedalamannya

Dalam Arsitektur dan Konstruksi bangunan, pondasi yaitu unsur struktur yang menghubungkan bangunan dengan tanah dan memindahkan beban dari struktur ke tanah. Pondasi biasanya ada yang dangkal atau dalam sesuai dengan keadaan tanah di bawah bangunan.

Perancangan pondasi adalah aplikasi ilmu mekanika tanah dan mekanika batuan (teknik Geoteknik) dalam rancangan komponen pondasi struktur bangunan. Perancangan pondasi untuk bangunan tinggi harus melibatkan jago struktur. Perhitungan pondasi dan memilih jenis pondasi yang tepat yakni keputusan yang cukup vital, alasannya adalah itu tidak boleh dilakukan sembarang orang.

 Dalam Arsitektur dan Konstruksi bangunan Jenis - jenis Pondasi Berdasarkan Kedalamannya
Jenis - jenis Pondasi Berdasarkan Kedalamannya


Jenis Pondasi

Berdasarkan letak kedalaman tanah kuat yang dipakai sebagai  pendukungnya, pondasi digolongkan menjadi 2 jenis, ialah pondasi dangkal dan pondasi dalam. Adapun klarifikasi masing-masing jenis pondasi tersebut yaitu selaku berikut :

A.  Pondasi Dangkal

Jenis pondasi dangkal biasanya dipakai untuk konstruksi beban ringan dan kondisi lapisan permukaan yang cukup baik. Pondasi ini memiliki kedalaman masuknya ke tanah relatif dangkal, hanya beberapa meter masuknya ke dalam tanah adalah sekitar 0,8 m – 1 m. Karena daya dukung tanah telah memadai. Pondasi dangkal berisikan :
  1. Pondasi Setempat (Single Footing)
  2. Pondasi Menerus (Continuous Footing)
  3. Pondasi Pelat (Plate Foundation)
Pondasi yang termasuk jenis pondasi dangkal, adalah :

1. Pondasi Batu Kali

 Dalam Arsitektur dan Konstruksi bangunan Jenis - jenis Pondasi Berdasarkan Kedalamannya

Jenis pondasi kerikil kali sering kita jumpai pada bangunan – bangunan rumah tinggal. Pondasi ini masih digunakan, karena selain besar lengan berkuasa, pondasi ini pun masih tergolong murah. Bentuknya yang trapesium dengan ukuran tinggi 60 – 80 Cm, lebar pondasi bawah 60 – 80 Cm dan lebar pondasi atas 25 – 30 Cm. Bentuk pondasi ini dapat dilihat pada gambar.

Gambar pondasi kerikil kali


2. Pondasi Telapak (Foot Plat)

 Dalam Arsitektur dan Konstruksi bangunan Jenis - jenis Pondasi Berdasarkan Kedalamannya

Jenis pondasi telapak yaitu pondasi yang paling umum dipakai untuk bangunan bertingkat rendah (1-5) di Indonesia. Jenis pondasi telapak dibentuk dari materi beton bertulang, dengan kedalaman tanah besar lengan berkuasa hingga mencapai 2 m di bawah permukaan tanah. Bentuk pondasi telapat dapat dilihat pada gambar di bawah.

 Dalam Arsitektur dan Konstruksi bangunan Jenis - jenis Pondasi Berdasarkan Kedalamannya
Gambar pondasi telapak (foot plate)


Baca Juga : Contoh Gambar Detail CAD Pondasi Foot Plat

Pada bagian yang paling bawah terdapat semacam pelebaran kaki berbentuk trapesium ataupun pelat beton. Pondasi telapak ini umumnya digunakan pada bangunan berlantai dua atau lebih dengan keadaan tanah yang bagus.

3. Pondasi Plat Beton Lajur

 Dalam Arsitektur dan Konstruksi bangunan Jenis - jenis Pondasi Berdasarkan Kedalamannya
Pondasi pelat beton lajur sungguh besar lengan berkuasa

Pondasi pelat beton lajur sangat kuat, karena seluruluhnya berisikan beton bertulang dan harganya lebih murah daripada pondasi watu kali. Ukuran lebar pondasi lajur ini sama dengan lebar bawah dari pondasi kerikil kali, yaitu 70 Cm. Sebab fungsi pondasi plat beton lajur ialah pengganti pondasi batu kali.

B. Pondasi Dalam

Jenis pondasi dalam dipakai untuk menyalurkan beban bangunan melalui lapisan tanah yang lemah atau dengan kondisi daya dukung tanah (sigma tanah) kecil, selain itu juga digunakan untuk konstruksi beban berat. Berikut jenis pondasi dalam :

1. Pondasi Bored pile

 Dalam Arsitektur dan Konstruksi bangunan Jenis - jenis Pondasi Berdasarkan Kedalamannya
Pondasi bored pile

Pondasi bore pile yakni pondasi yang kedalamannya lebih dari 2 meter. Digunakan untuk pondasi bangunan – bangunan tinggi. Sebelum memasang bore pile, permukaan tanah dibor terlebih dahulu dengan memakai mesin bor. Hingga memperoleh daya dukung tanah yang sungguh besar lengan berkuasa untuk menopang pondasi. Setelah dibor dilanjutkan dengan pemasangan casing.

Pemasangan casing diperlukan semoga tanah tidak jatuh ke dalam lubang yang telah di bor. Setelah pemasangan casing tamat dilanjutkan dengan memasukan tulangan besi, lalu dicor dengan beton. Pondasi ini berdiameter 20 Cm keatas. Dan umumnya pondasi ini berisikan 2 atau lebih yang diatasnya terdapat pile cap.

2. Pondasi Sumuran

Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang. Pondasi sumuran sangat sempurna digunakan pada tanah kurang baik dan lapisan tanah kerasnya berada pada kedalaman lebih dari 3m. Diameter sumuran umumnya antara 0.80 - 1.00 m dan ada kemungkinan dalam satu bangunan diameternya  berlawanan-beda, ini dikarenakan masing-masing kolom berlainan bebannya. Disebut pondasi Sumuran, karena dalam pengerjaannya membuat lubang-lubang berbentuk sumur.  Lubang ini digali hingga mencapai tanah keras atau stabil.

Sumur-sumur ini diberi buis beton dengan  ketebalan kurang lebih 10 cm  dengan pembesian. Dasar dari sumur dicor dengan ketebalan 40 cm hingga 1,00 m, diatas coran tersebut disusun watu kali hingga dibawah 1,00 m buis beton teratas. Ruang kosong paling atas dicor kembali dan diberi menakutkan besi, yang gunanya untuk mengikat plat beton diatasnya. Plat beton ini mirip dengan pondasi plat setempat, yang fungsinya untuk mengikat  antar kolom yang disatukan oleh sloof beton.

Pondasi Strauss Pile

Pondasi strauss pile ialah klasifikasi pondasi dalam yang masih satu jenis dengan pondasi bor pile namun kapasitas diameter dan kedalaman yang lebih kecil sebab tenaga pelopor mata bor nya ialah tenaga insan manual tanpa pertolongan mesin.

Alat bor pile manual yang sederhana dan ringkas serta tidak bising dalam pelaksanaannya menciptakan pondasi ini lebih banyak di gunakan untuk pekerjaan pondasi rumah atau bangunan 2 - 3 lantai di lokasi padat perumahan, sering juga dipraktekkan untuk pondasi ruko, gudang, pagar dan lainnya.

3. Pondasi Tiang pancang

 Dalam Arsitektur dan Konstruksi bangunan Jenis - jenis Pondasi Berdasarkan Kedalamannya
Pondasi tiang pancang, Jenis dan Pemasangannya

Tiang pancang pada dasarnya sama dengan bore pile, hanya saja yang membedakan bahan dasarnya. Tiang pancang memakai beton jadi yang eksklusif ditancapkan eksklusif ketanah dengan menggunakan mesin pemancang. Karena ujung tiang pancang lancip ibarat paku, oleh alasannya adalah itu tiang pancang tidak memerlukan proses pengeboran.

Baca Juga : Pondasi Tiang Pancang, Jenis dan Pemasangannya

Pondasi tiang pancang dipergunakan pada tanah-tanah lembek, tanah berawa, dengan keadaan daya dukung tanah (sigma tanah) kecil, keadaan air tanah tinggi dan tanah keras pada posisi sungguh dalam. Bahan untuk pondasi tiang pancang yakni : bambu, kayu besi/kayu ulin, baja, dan beton bertulang. Berikut penjelasannya :

a. Pondasi Tiang Pancang Kayu

 Dalam Arsitektur dan Konstruksi bangunan Jenis - jenis Pondasi Berdasarkan Kedalamannya
Pondasi tiang pancang kayu

Pondasi tiang pancang kayu di Indonesia, dipergunakan pada rumah-rumah panggung di kawasan Kalimantan, di Sumatera, di Nusa Tenggara, dan pada rumah-rumah nelayan di tepi pantai. Tiang pancang kayu tingginya terbatas pada tinggi kayu yang tersedia. Namun Pondasi tiang pancang kayu lebih disukai di kawasan pedalaman karena lebih mudah ditemukan dan harga pondasi beton di sana begitu mahal.

b. Pondasi Tiang Pancang Beton

 Dalam Arsitektur dan Konstruksi bangunan Jenis - jenis Pondasi Berdasarkan Kedalamannya
tiang pancang beton

Pondasi tiang beton dipergunakan untuk bangunan-bangunan tinggi (high rise building). Pondasi tiang pancang beton dapat dibentuk sangat dalam dengan menggunakan pancang beton bertulang yang lebih kuat dari tiang pancang kayu.

Demikianlah tentang jenis pondasi berdasarkan kedalamannya, sebelum memilih jenis pondasi diharapkan uji tanah untuk mengetahui letak atau kedalaman tanah keras di lokasi proyek. Hal ini memerlukan pemberian jago struktur.

Semoga artikel ini berguna dan mampu memperbesar wawasan sobat-teman pembaca sekalian.

Referensi :

  • Fleming, W. G. K. et al., 1985, Piling Engineering, Surrey University Press; Hunt, R. E., Geotechnical Engineering Analysis and Evaluation, 1986, McGraw-Hill.
  • Coduto, Donald P. Foundation Design: Principles and Practices 2nd ed., Prentice-Hall Inc., 2001.

Sumber https://www.arsitur.com/


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)