Di bidang rancangan landscape, terasering yaitu permukaan tanah dengan bidang miring yang sudah dipotong menjadi serangkaian permukaan datar atau sengkedan, yang mirip petak-petak datar. Terasering dibuat untuk tujuan pertanian yang lebih efektif. Oleh sebab itu, jenis lansekap ini disebut juga sengkedan.
Terasering bertingkat umumnya dipakai untuk bertani di daerah berbukit atau pegunungan. Lahan terasering meminimalkan pengikisan dan limpasan pada permukaan lahan. Terasering juga mampu dipakai untuk menanam tumbuhan yang membutuhkan irigasi, mirip padi.
Sawah terasering digunakan secara luas dalam pertanian padi, gandum, dan jelai di Asia timur, selatan, dan tenggara, serta Mediterania, Afrika, dan Amerika Selatan. Pemandangan terasering yang ditanami padi sering juga menjadi objek wisata. Terasering Sawah di Tegalalang Bali misalnya telah menjadi ikon pariwisata yang populer dengan nama Teras Ceking.
Pengertian Terasering atau sengkedan
Terasering Ceking - Tegalalang Bali |
Terdapat berbagai cara mekanik dalam menahan abrasi air dan angin. Cara utama ialah dengan membentuk mulsa tanah dengan cara menyusun adonan dedaunan dan ranting pohon yang berjatuhan di atas tanah; dan membentuk penahan fatwa air, misalnya dengan membentuk teras-teras di perbukitan (terasering) dan pertanian berkontur.
Baca Juga : Jenis-jenis Terasering Lengkap dengan Gambar
Penanaman pada terasering dikerjakan dengan menciptakan teras-teras yang dilakukan untuk meminimalisir panjang lereng dan menahan atau memperkecil ajaran permukaan agar air mampu meresap ke dalam tanah. Jenis terasering antara lain teras datar, teras kredit, Teras Guludan, dan teras kursi.
Sengkedan ialah cara untuk mempergunakan lahan yg miring supaya mampu dipakai untuk bercocok tanam. Metode ini adalah salah satu cara efektif memanfaatkan tanah yg miring dan subur untuk dijadikan lahan pertanian produktif.
Salah satu daerah yg memakai tata cara terasiring ini dalam memanfaatkan lahan yg miring ialah di dusun Sumber Bening Kembiritan. Dulu lahan miring hanya dapat dibuat ladang, tetapi semenjak permulaan tahun 1950 munculah wangsit dari salah satu pemilik ladang di sana untuk menciptakan lahan miring menjadi terasering atau sengkedan mirip sekarang.
Baca Juga : Pengaruh Pohon dan Akarnya di Dekat Bangunan
Fungsi Terasering atau Sengkedan
- Menambah stabilitas lereng
- Memudahkan dalam perawatan (Konservasi Lereng)
- Memperpanjang tempat resapan air
- Memperpendek panjang lereng dan atau memperkecil kemiringan lereng
- Mengurangi kecepatan anutan permukaan (run off)
- Dapat digunakan untuk landscaping
Jenis-Jenis Terasering
Terasering dapat dibagi dalam berbagai macam. Berdasarkan bentuknya, terasering dikelompokkan ke dalam 8 jenis terasering ialah teras kredit, teras individu, teras datar, teras guludan, teras kursi, teras watu, teras jalan masuk dan teras kebun. Berikut akan diterangkan masing-masing :1. Teras kredit
Pengertian teras kredit ialah terasering dengan bentuk guludan tanah atau batu yang sejajar dengan kontur. Jenis terasering ini menggabungkan guludan tanah dan jalan masuk air menjadi satu. Untuk pengerjaan teras kredit syaratnya adalah kemiringan lereng antara 3% hingga 10% dan kedalaman tanah harus lebih dari 30 cm.Tanah yang hendak dibuat terasering jenis ini mesti memiliki daya resap air yang tinggi, dihentikan ada posisi tanah yang beresiko longsor. Pembuatan teras kredit membutuhkan banyak pekerja dan semestinya dibuat di tempat yang jarang terjadi hujan lebat.
2. Teras kebun
Teras kebun merupakan jenis terasering yang dibentuk sejajar kontur namun bagian lain yang dibiarkan dalam keadaan aslinya. Maksudnya ialah lahan yang letaknya berada di antara dua teras yang bersebelahan dibiarkan dan tidak diolah.Pembuatan teras kebun umumnya dilakukan pada lereng dengan kemiringan 30% hingga 50%. Terasering jenis ini biasa ditanami flora perkebunan yang juga mempunyai selaku tumbuhan penutup tanah.
3. Teras datar
Teras datar sering juga disebut dengan istilah teras sawah (level terrace). Teras datar yaitu terasering dengan bentuk tanggul yang sejajar kontur yang dilengkapi saluran air pada bagian atas dan bawah tanggul.Untuk pengerjaan teras datar, syaratnya ialah kelerengan lahan mesti kurang dari atau sama dengan 3%, kedalaman tanah kurang dari 30 cm dan flora yang ditanam yakni tanaman musiman serta teras sebaiknya berada di daerah dengan curah hujan rendah.
Jangan menentukan kondisi permukaan tanah yang berbatu dan daya resap tanah mesti baik. Tujuan dari pengerjaan teras datar ialah untuk membuat lapisan tanah tetap lembab dan memperbaiki ajaran air.
4. Teras guludan
Pengertian dari teras guludan yakni jenis terasering dengan bentuk guludan yang dibuat melintang terhadap lereng. Teras guludan lazimnya dibuat untuk lereng dengan kemiringan 10% hingga 15% dan kedalaman tanah yang lebih dari 30 cm.Seperti halnya jenis teras daratan, pengerjaan teras guludan mesti berada pada tempat yang memiliki daya resapan air yang tinggi. Disamping itu, diperlukan juga jalan masuk drainase yang kondusif. Saluran air atau drainase tersebut dibentuk landai dengan kemiringan 0,1 persen semoga mampu memuat endapan tanah hasil dari pengikisan.
Baca Juga : RKS Pekerjaan Tanah, Galian Dan Urugan dalam Proyek
5. Teras kursi
Yang dimaksud dengan teras dingklik ialah terasering yang dibuat dengan memotong lereng, supaya bidang menjadi miring ke belakang (reverse back slope) dan menjadi formasi mirip bangku. Teras bangku biasanya juga dilengkapi dengan jalan masuk drainase untuk pembuangan air dan ditanami rumput untuk menguatkan teras.Syarat pembuatan teras dingklik nyaris sama dengan teras guludan, cuma saja mampu dibentuk di daerah dengan daya serap air yang rendah. Jenis teras kursi ini tidak mudah diterapkan pada pertanian yang memakai mesin pembajak yang besar, disisi lain pengerjaannya memerlukan ongkos yang lebih banyak.
6. Teras individu
Teras individu yakni jenis teras yang dibuat secara mampu berdiri diatas kaki sendiri untuk setiap tanaman. Ukuran setiap teras berbeda tergantung pada jenis tanamannya. Jenis flora yang biasa ditanam pada terasering ini yaitu flora kayu (pohon) dan tumbuhan epilog tanah yang lain. Teras individu dapat dibentuk pada lereng dengan kemiringan antara 10% hingga 50% dengan kedalaman tanah lebih dari 30 cm.Pembuatan teras individu ini sangat sederhana adalah dengan cara menggali tanah pada area yang mau ditanami flora dan menimbun tanah hasil galian ke lereng bagian bawah sampai permukaannya menjadi landai sehingga menjadi teras dingklik yang terpisah. Lahan di sekitar teras individu dibiarkan alami, tetap berupa padang rumput, atau mampu juga ditanami tumbuhan epilog tanah.
7. Teras jalan masuk
Teras akses atau rorak (parit buntu) yakni jenis terasering dengan bentuk lubang lubang buntu yang dibentuk untuk memuat endapan- endapan tanah hasil proses sedimentasi.Untuk pembuatan teras jalan masuk syaratnya ialah kemiringan lereng antara 3% hingga 10% dan kedalaman tanah lebih dari 30 cm, tanah bertekstur kasar dan mempunyai daya resap yang cepat. Tanaman yang biasa ditanam pada teras kanal yaitu tumbuhan kayu.
8. Teras batu
Teras kerikil yakni jenis terasering yang memanfaatkan watu selaku dinding dengan jarak yang disesuaikan sepanjang garis kontur pada lereng. Pembuatan teras watu cocok sekali pada lahan yang memiliki banyak batu dan kerikil.Teras ini dapat difungsikan selaku area antisipasi untuk pengerjaan teras bangku. Pembuatan teras watu mempergunakan batu- batuan yang berada dipermukaan tanah untuk teras, sehingga lahan tersebut mampu dipakai untuk bercocok tanam.
Demikianlah perihal Definisi Terasering atau Sengkedan Menurut Para Ahli dan Fungsinya. Semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan.
EmoticonEmoticon