Sabtu, 29 Agustus 2020

Pengertian Arsitektur Tropis, Ciri, Prinsip Dan Contohnya

Arsitektur tropis adalah jenis gaya rancangan arsitektur yang ialah tanggapan dan bentuk penyesuaian bangunan terhadap kondisi iklim di sebuah tempat tropis. Iklim tropis biasanya  terletak di dekat garis khatulistiwa dan mempunyai huruf khusus yang disebabkan oleh panas matahari yang tinggi, kelembapan dan curah hujan yang cukup tinggi, pergerakan angin, dan banyak imbas lainnya.

Arsitektur tropis adalah jenis gaya desain arsitektur yang merupakan jawaban dan bentuk ad Pengertian Arsitektur Tropis, Ciri, Prinsip dan Contohnya
Rumah joglo, salah satu teladan arsitektur tropis

Pengaruhnya  pada bangunan akan terasa pada suhu udara, tingkat kelembapan, kesehatan udara yang mesti diantisipasi oleh desain arsitektur agar tidak menghancurkan kenyamanan pengguna bangunan.

Selain itu, arsitektur tropis juga memperhatikan penggunaan material yang tahan terhadap keadaan iklim tropis, mampu memberikan ciri karakter material lokal (kawasan tropis) yang lebih sesuai dan ramah lingkungan.

Definisi Arsitektur Tropis 

Kata Tropis merupakan suatu gambaran kondisi posisi sebuah daerah yang mempunyai 2 ekspresi dominan (Hujan dan Kemarau) yang terletak bersahabat dengan garis khatilstiwa. Indonesia ialah acuan terbaik tempat dengan huruf iklim tropis, banyak bangunan tradisional di Indonesia yang memberikan ciri arsitektur tropis.

Iklim tropis dikenal cukup ganas untuk menghancurkan banyak material bangunan mirip baja dan kayu. Curah hujan yang tinggi membuat baja mudah berkarat dan membuat kayu mudah jamuran dan lapuk. Oleh karena itu, Arsitektur tropis memakai lapisan finishing yang lebih banyak, mirip cat dan coating.

Arsitektur tropis ialah Gaya Arsitektur dikembangkan sebagai gaya arsitektur khusus yang membuat penyesuaian bangunan yang lebih baik dalam menghadapi iklim tropis dengan segala karakteristiknya.

Prinsip Desain Arsitektur Tropis

Dalam gaya ini, yang menjadi konsentrasi utama ialah menciptakan bangunan yang bisa menyesuaikan diri dengan baik kepada lingkungan tropis sehingga nyaman ditinggali bagi penghuninya.

Arsitektur tropis mengusahakan bangunan semoga menjadi pasif, yang artinya mampu beradaptasi secara otomatis (secara rancangan) tanpa adanya pelengkap energi yang dibutuhkan termasuk menghemat penggunaan AC dan lampu di siang hari dan meminimalkan penggunaan pompa saat hujan.

Ciri-ciri Arsitektur Tropis 

Adapun penyesuaian arsitektur tropis menghadapi iklim yang menjadi ciri-ciri arsitektur tropis yakni selaku berikut :

  • Adanya overstek pada bangunan untuk menangkal tampias dan silau. 
  • Teras yang beratap menangkal radiasi langsung 
  • Jendela yang tidak terlalu lebar, dilindungi oleh gorden 
  • Ventilasi udara untuk penghawaan alami 
  • Atap Miring >30 derajat (pelana atau limasan) untuk menghalangi panas radiasi matahari 
  • Memperkecil luas permukaan yang menghadap ke timur dan barat 
  • Orientasi tajil jendela ke arah utara/selatan 
  • Melindungi permukaan bangunan dengan lapisan material wheather shield 
  • Bangunan biasanya berwarna terang untuk menghalangi absorpsi panas 
  • Material untuk eksterior lebih baik memakai material low 
  • Lebih baik material lokal daripada material impor 
  • Vegetasi pada bangunan digunakan selaku unsur peneduh di siang hari 


Berdasarkan pendapat dari DR. Ir. RM. Sugiyatmo, keadaan iklim tropis yang besar lengan berkuasa dalam perancangan bangunan yaitu sebagai berikut :

1. Kenyamanan Thermal

Dalam arsitektur tropis, penyesuaian bangunan dikerjakan untuk menerima ketentraman thermal utamanya yakni mengurangi asupan panas yang masuk dalam bangunan, menciptakan ajaran udara yang bagus melalui ruang dalam dan membawa panas keluar bangunan dan meminimalkan radiasi panas akhir sinar matahari, baik radiasi pribadi matahari maupun dari dalam yang membuat suhu panas.

Cara lain untuk memperkecil panas yang masuk yakni selaku berikut :
1. Memperkecil luas permukaan yang menghadap ke timur dan barat
2. Melindungi dinding dengan alat peneduh. Peroleh panas mampu juga dikurangi dengan memperkecil penyerapan panas dari permukaan, utamanya untuk permukaan atap.

Warna terperinci memiliki tingkat peresapan radiasi matahari yang kecil sementara warna gelap menyerap radiasi panas lebih singkat. Penyerapan radiasi panas yang besar dapat menyebabkan suhu ruangan naik. Jadi, dalam bangunan tropis lebih diusulkan menggunakan warna-warna terperinci baik di luar maupun di dalam ruangan.

2. Aliran Udara Melalui Bangunan

Aliran udara mampu menghemat panas yang mengendap dalam bangunan. Salah satu cara yang paling baik mendapatkan fatwa udara adalah dengan memakai ventilasi silang. Kegunaan dari ventilasi adalah sebagai berikut :
1. Untuk menyanggupi syarat bangunan sehat dan pantas huni, ialah penyediaan oksigen untuk pernapasan, menenteng panas, asap dan uap air keluar ruangan secepat mungkin, meminimalisir fokus gas-gas beracun, kuman dan menghilangkan bau yang tidak sedap.
2. Untuk meraih ketentraman thermal dalam ruangan, mengeluarkan panas, membantu mendinginkan ruang dalam bangunan.

Aliran udara terjadi alasannya adalah adanya gaya thermal adalah terdapat perbedaan temperature antara udara di dalam dan diluar ruangan dan perbedaan tinggi antara lubang ventilasi. Kedua gaya ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mendapatkan jumlah pedoman udara yang dikehendaki.

Jumlah pemikiran udara dapat memenuhi keperluan kesehatan pada umumnya lebih kecil daripada yang dibutuhkan untuk menyanggupi kenyamanan thermal. Untuk yang pertama semestinya digunakan lubang ventilasi tetap yang senantiasa terbuka. Untuk menyanggupi yang kedua, sebaiknya dipakai lubang ventilasi yang bukaannya dapat diatur.

3. Radiasi Panas

Radiasi panas bisa terjadi karena paparan sinar matahari yang pribadi masuk ke dalam bangunan, pantulan pada bidang lain dan permukaan yang lebih panas yang menyerap radiasi. Untuk bisa menangkal radiasi panas mampu dipakai unsur bangunan sebagai peneduh contohnya dengan memakai overstekl atap, sun shading, dan gorden.

Pancaran panas matahari pada sebuah permukaan akan memperlihatkan ketidaknyamanan thermal bagi penghuni ruangan, terlebih jikalau temperatur udara ruangan sampai melebih 40C. Hal ini seringkali terjadi pada ruang di bawah dari langit-langit atau bab bawah atap.

Penerangan Alami pada Siang Hari, Cahaya alam siang hari yang berisikan :
1. Cahaya matahari langsung
2. Cahaya matahari difusi (tak langsung)

Namun sejatinya melimpahnya cahaya matahari pada iklim tropis mampu dimanfaatkan semaksimal untuk penerangan siang hari di dalam bangunan. Namun, sinar matahari langsung tidak baik masuk ke dalam bangunan alasannya adalah mampu menyebabkan pemanasan dan penyilauan yang cepat, kecuali untuk sinar matahari pada pagi hari sebelum jam 9. Jenis cahaya siang yang perlu dimanfaatkan untuk penerangan adalah cahaya langit atau cahaya tak pribadi.

Pada kasus bangunan yang berlantai banyak, kian tinggi lantai bangunan kian besar lengan berkuasa potensi cahaya langit yang mampu didapatkan. Cahaya langit yang sampai pada bidang kerja (bangunan) mampu dibagi dalam 3 (tiga) komponen :
1. Komponen langit.
2. Komponen refleksi luar
3. Komponen refleksi dalam

Dari ketiga bagian di atas, komponen langit memperlihatkan bagian paling besar pada tingkat penerangan yang dihasilkan oleh suatu lubang cahaya. Faktor-faktor yang menghipnotis besarnya tingkat penerangan pada bidang kerja tersebut adalah :
1. Luas dan posisi lubang cahaya.
2. Lebar teritis
3. Penghalang yang ada dimuka lubang cahaya
4. Faktor refleksi cahaya dari permukaan dalam dari ruangan.
5. Permukaan di luar bangunan di sekeliling lubang cahaya.

Dalam acuan bangunan yang berlantai banyak, semakin tinggi maka makin menyusut pula kemungkinan adanya penghalang di wajah lubang cahaya. Dari hasil observasi yang sudah dilakukan, baik terhadap versi bangunan dalam langit bikinan (rekayasa), maupun pada rumah sederhana secara real.

Komposisi faktor pencahayaan siang hari rata-rata 20% mampu diperoleh melalui lubang cahaya (jendela) yang mempunyai luas 15% dari luas lantai, dengan catatan posisi lubang cahaya di dinding di ketinggian wajar , memiliki lebar sekitar 1 meter, mempunyai faktor refleksi cahaya rata-rata dari permukaan ruang dalam sekitar 50% – 60%, tidak ada penghalang di depan lubang/jendela dan kaca penutup yang dipakai yaitu jenis beling bening transparan.

Tujuan Arsitektur Tropis

Tujuan utama dari gaya arsitektur ini yaitu mengadaptasikan bangunan sebaik mungkin terhadap lingkungan yang beriklim tropis, menciptakan ruang yang tenteram untuk dihuni dan digunakan untuk aneka macam aktivitas sehari-hari serta meminimalkan penggunaan energi AC dan lampu.

Desain bangunan diperlukan secara pasif (secara bentuk dan mekanis) bisa menciptakan ruang yang tenteram, tetap sejuk dan terperinci di siang hari serta tidak mudah rusak oleh panas dan hujan.

Victor Olgay dalam bukunya yang berjudul “Desain dengan Iklim”, menyebarkan hukum dan tutorial untuk arsitektur iklim responsif pada empat contoh daerah dengan iklim yang berlawanan, salah satunya yaitu untuk lingkungan tropis dengan panas lembab.

Merancang suatu rumah yang pasif terhadap lingkungan tropis yang sejuk, dimulai dengan evaluasi lokasi, memilih posisi dan orientasi kurun, menentukan bentuk bangunan, bentuk atap, posisi jendela, material, warna dan sebagainya.

Desain Arsitektur Tropis dan Gabungan dengan Gaya Arsitektur Lainnya
Seringkali gaya arsitektur tropis yaitu sesuatu yang sangat memprioritaskan fungsi, sementara untuk bentuk pastinya akan mengikuti fungsi, sehingga tidak terlalu disebutkan aturan estetika arsitektur tropis.

Maka dari itu, arsitek sering menggabungkan gaya arsitektur tropis dengan gaya lain dan akan menjadi gaya gabungan mirip Arsitektur Modern Tropis, Tropis Kontemporer, Tradisional Tropis, Arsitektur Tropis Minimalis dan masih banyak lagi contoh lainnya.

Contoh Arsitektur Tropis

Contoh arsitektur tropis yang paling gampang dijumpai yaitu pada arsitektur rumah tradisional di Indonesia. Banyak arsitektur tradisional dan arsitektur vernakular di Indonesia ialah arsitektur yang menyesuaikan diri baik dengan lingkungan tropis, misalnya kita lihat pada arsitektur rumah joglo, rumah bali, rumah minang dan masih banyak lagi. Atap segitiga dengan overstek yang cukup lebar menunjukan gaya arsitektur tropis yang sederhana dan mendasar.

Demikianlah perihal Arsitektur tropis, Ciri dan Contohnya. Semoga berfaedah dan dapat menambah wawasan.
Sumber https://www.arsitur.com/


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)