Rumah Miring Di Pondok Indah Dengan Gaya Dekonstruksi

Rumah miring ini terletak di lahan 8m x 20m di kabupaten Pondok Indah. Rumah ini yaitu pola karya arsitektur dekonstruksi yang sederhana di Indonesia. Meskipun merupakan bab dari komunitas yang tersadar keamanannya, bangunan ini terletak di tepi sungai kecil, dengan pemukiman penduduk asli (kota) tepat di seberang sungai. Pondok Indah di Jakarta Selatan ialah kawasan perumahan masyarakat yang tersadar keamanannya yang memang berhasil dibangun di tahun 80-an.

Courtesy of Budi Pradono Architect (BPA)

Sejak ketika itu sampai ketika ini, Pondok Indah menjadi status simbolik. Beberapa anggota badan legislatif paling berhasil di Jakarta dan juga beberapa selebritas populer yang tiba dari kawasan lain merasa wajib untuk mempunyai rumah di kawasan ini. Simbol-simbol kesuksesan ini, terlepas dari di mana beliau berada, umumnya ditunjukkan oleh bahasa arsitekturnya.

Potongan Rumah Miring

Misalnya, beberapa kolom struktural yang mirip mirip di Italia atau Prancis - dengan tampang tiruannya. Pilar-pilar ini menunjukkan kesuksesan. Untuk menjawab tantangan ini, arsitek mulai mempertanyakan pemilik rumah apakah ia masih membutuhkan simbol-simbol itu atau sebaliknya? Ternyata dia baiklah untuk merusak suasana ini dengan mendekonstruksi ihwal umum ini, memiringkan seluruh rumah menjadi sesuatu yang nyaris jatuh.


Ini acuan karya arsitektur dekonstruksi dengan antitesis yang ekstrem. Arsitek diberikan kelonggaran untuk memperhatikan lingkungan dan bereaksi dengan proposal ini. Rumah ini juga bersebelahan dengan salah satu musisi Indonesia, Ahmad Dhani. Rumah Dhani dicat hitam sedangkan rumah ini semua putih. Kebetulan yang tidak disengaja ini memperkuat Rumah Miring sebagai arsitektur yang mengkritik lingkungannya. Arsitektur selaku perangkat kritik di lingkungannya.

Rumah Miring di Pondok Indah dengan Gaya Dekonstruksi

Fungsi ruangan rumah menggunakan urutan baru di mana area publik diposisikan di lantai tingkat pertama, terdiri dari dapur, ruang berguru dan bak renang. Lantai kedua difungsikan untuk lebih banyak kamar pribadi seperti kamar tidur utama, lemari busana, dan kamar mandi utama.

Area kamar mandi 16m2 dibuat sebagai respons terhadap tren pola hidup urban saat ini yang umumnya menghabiskan lebih banyak waktu di kamar mandi di mana pengguna mampu memiliki waktu yang lebih hening, ruang kontemplatif serta tempat istirahat ketika memakai ponsel berakal, membaca koran atau media sosial sebagai perangkat komunikasi.


Lantai tingkat atas dipakai untuk ruang kalem dan ruang tamu. Di bagian bangunan, kita mampu melihat dan memutuskan bahwa area langsung ditaruh di tengah, seperti sandwich di antara area yang lebih lazim.

Seluruh bangunan bergantung pada struktur baja sebagai perwakilan dari perumahan modern yang tergantung pada fabrikasi. Kerangka kerja persegi sekarang disepakati untuk dimiringkan selaku simbol ketidakstabilan, sebagai contoh dekonstruksi suasana yang ada di sekeliling .
Sumber https://www.arsitur.com/