Masyarakat menjadi semakin sadar akan pentingnya bangunan dan rancangan interior yang bertanggung jawab kepada lingkungan. Akibatnya, bertambah banyak klien berusaha untuk menggabungkan prinsip-prinsip sustainable atau keberlanjutan dalam interior mereka.
Desainer interior mempunyai pengaruh yang hebat pada kelestarian lingkungan sebab merekalah yang menentukan materi dan produk mana yang mau digunakan dan bagaimana orang secara ekologis dapat berinteraksi dengan ruang di sekitarnya.
Dengan mengikuti prinsip-prinsip desain interior yang sustainable ini, desainer meminimalkan efek negatif lingkungan pada masyarakat kita dan membangun periode depan yang lebih baik dan lebih berkelanjutan.
1. Desain untuk efisiensi energi
Minimal neutral living room by Decorilla designer, Kate S. |
Konsumsi energi adalah salah satu kontributor utama pergeseran iklim. Bangunan bertanggung jawab atas sebagian besar emisi gas rumah kaca dunia, yang disebabkan oleh konsumsi energi. Arsitek dan desainer interior dapat melakukan banyak hal untuk mengembangkan efisiensi energi bangunan, terutama dengan mengurangi jumlah energi yang diperlukan untuk pemanasan, penerangan, peralatan yang sedang berlangsung, dll., Dan dengan menawarkan energi terbarukan, berbasis non-karbon untuk bangunan mirip panel surya.
Penghawaan dan penerangan yakni dua faktor terpenting yang dimiliki oleh desainer interior. Karena sebagian besar panas bangunan masuk lewat jendela, penting bahwa jendela yang dipasang berkualitas tinggi dan menawarkan isolasi yang baik. Tirai dan blind mempertahankan udara dingin dan panas matahari di luar. Penutup jendela, kerai dan naungan memungkinkan penghuni menertibkan suhu bangunan dengan cara yang irit energi dengan membuka dan menutupnya sesuai keperluan.
Karpet yakni isolator termal yang sangat bagus; berdasarkan estimasi, karpet menahan sebanyak 10% dari panas ruangan.
Karena karpet melindungi terhadap panas dan dingin, menjaga kehangatan di kamar, dan menawarkan perasaan hangat secara psikologis, mereka manis untuk membantu mengurangi energi.
Untuk meminimalisir energi yang dihabiskan untuk penerangan, banyak yang bisa dikerjakan cuma dengan menentukan warna yang tepat. Warna yang lebih terang memantulkan lebih banyak cahaya, sedangkan kamar-kamar dengan dinding dan perabotan yang lebih gelap membutuhkan lebih banyak pencahayaan bikinan. Menggunakan permukaan reflektif mirip kaca atau metal mengembangkan jumlah cahaya di ruangan dengan memantulkannya, mengurangi ketergantungan pada pencahayaan produksi.
Memasang sistem otomatisasi rumah dan apa yang disebut 'green gadget' memungkinkan untuk mengendalikan tata cara AC dan pencahayaan dari jarak jauh. Ini juga menolong penghuni dan penghuni menggunakan energi bangunan lebih efisien dan hemat.
Baca juga : 23 Bahan Bangunan Ramah Lingkungan
2. Desain dengan dampak lingkungan yang rendah
Bambu sebagai material sustainable |
Dari perspektif desain sustainable, sangat penting untuk memilih bahan dan produk dengan imbas lingkungan terendah. Bahan organik (mis. Kayu, wol, kerikil alam) tampaknya ialah pilihan yang terang, namun kita dilarang lupa bahwa sumber daya alam perlu diperlakukan secara bertanggung jawab. Pilih bahan yang cepat terbarukan (seperti bambu yang tumbuh cepat), dan diekstraksi dengan cara yang bertanggung jawab kepada lingkungan.
Ada label, kriteria, dan sertifikasi yang memberikan isu yang kredibel ihwal asal produk dan membantu Anda mengidentifikasi produk ramah lingkungan. Misalnya, label "legal" pada produk kayu memutuskan bahwa kayu dapat digunakan dalam produk dipanen secara berkelanjutan.
Dampak lingkungan dari materi dan produk harus dievaluasi sepanjang siklus hidupnya, mulai dari ekstraksi, produksi, transportasi, dan pemrosesan, hingga cara mereka dibuang setelah digunakan. Ada alat dan label terstandarisasi yang menolong desainer memahami, membandingkan, dan mengevaluasi efek lingkungan suatu produk dalam fase-fase berlawanan dari siklus hidup mereka, mirip LCA (Life Cycle Assessment).
Baca juga : Kelebihan Dan Kekurangan Bambu sebagai Bahan Bangunan Ramah Lingkungan
3. Desain untuk pengurangan limbah
Interior sustainable |
Desainer interior mempunyai banyak kekuatan di tangan mereka dalam hal pengurangan limbah, dan pada saat yang serupa, tanggung jawab besar untuk bertindak secara sustainable. Sumber daya berharga planet ini terbatas, sehingga kegiatan mencampakkan produk secepatnya sesudah mereka keluar dari gaya dan menggantinya dengan yang ketika ini sedang trendi tidak lagi dapat dibenarkan.
Untungnya, dunia desain menjadi kian sadar akan perlunya aliran yang berkelanjutan dan mengalami peningkatan minat dalam tren yang berkelanjutan, seperti daur ulang, daur ulang, dan repurposing. Daripada mencampakkan benda 'kuno' dikala masih berfungsi, desainer dapat (dan mesti) membuat cara-cara inovatif untuk memberi mereka sentuhan baru.
Cara lain di mana desainer interior dapat membantu meminimalkan menipisnya sumber daya alam (dan mengalihkan limbah dari daerah pembuangan sampah) yaitu dengan memilih materi sintetis yang dibentuk dari limbah daur ulang atau dapat diperbaharui / didaur ulang pada simpulan siklus hidup mereka, dikala mereka dihabiskan atau orang menjadi bosan dengan mereka.
Dengan pendekatan cradle-to-cradle ini, limbah menjadi materi baku untuk produk-produk baru dan bundar-bundar manufaktur baru terbentuk, secara efektif meminimalkan atau bahkan menghilangkan limbah secara serempak.
Baca juga : Tips Green Interior di Rumah
4. Desain untuk waktu yang usang dan keleluasaan
rancangan sustainable yang bertahan lama |
Untuk menangkal bahan dan produk dibuang terlalu sering, perancang interior harus mempertimbangkan umur dari setiap bahan yang mereka persiapkan untuk dipakai, terutama untuk unsur-komponen yang mengalami banyak keausan (mirip lantai dan kain). Tujuan mendesain untuk umur panjang yakni untuk merancang ruang yang tahan lama dan tidak lekang oleh waktu dan menekan keinginan untuk mengubah keseluruhan desain setiap beberapa tahun. Cara terbaik untuk mencapai keabadian ialah menentukan mutu daripada kuantitas, klasik ketimbang trendi, dan kesederhanaan / fungsionalitas di atas dekorasi.
Namun, selama beberapa tahun, orang berkembang dan berubah, dan mereka ingin ruang di sekitarnya tumbuh bersama mereka dan mencerminkan pergeseran itu. Untuk mengantisipasi hal itu, desainer interior harus mempertimbangkan keleluasaan ruang dan seberapa baik mereka dapat diubahsuaikan agar sesuai dengan pergantian kebutuhan orang yang menggunakannya.
Mendesain ruang yang fleksibel ialah salah satu kunci umur rancangan yang panjang. Saat Anda dapat dengan mudah mengganti atau mengadaptasi komponen-komponen perorangan dari sebuah ruangan, tidak perlu merusak dan merenovasinya secara keseluruhan.
Inovasi telah menenteng banyak pilihan untuk desain fleksibel contohnya : dinding yang mampu dimodifikasi untuk menciptakan lebih banyak ruang ketika bawah umur menjadi lebih besar dan memerlukan kamar mereka sendiri, mebel yang mampu disesuaikan dan dapat dipasang kembali semoga sesuai dengan kebutuhan tempat kerja terbaru yang fleksibel, lantai modular yang memungkinkan personalisasi dan penggantian mudah bagian-bagiannya secara individual, dan sebagainya.
Perawatan yang mudah yakni bab penting dari rancangan untuk umur panjang dikala ruang sulit untuk dipelihara, pergantian reguler tidak terhindarkan dan menghasilkan lebih banyak konsumsi sumber daya dan penciptaan limbah.
Penerapan unsur fleksibel di interior menciptakan interior lebih mudah dirawat. Misalnya, dengan karpet modular, Anda dapat mengubah cuma bagian yang aus dan bukan seluruh karpet, yang secara efektif menjaga limbah dari tempat pembuangan sampah.
Pemeliharaan ruang dengan banyak bahan dan permukaan yang gampang dibersihkan memerlukan lebih sedikit produk pembersih, yang kadang kala berbahaya bagi lingkungan. Oleh sebab itu, fokus pada elemen yang kokoh, tahan usang, dan mudah dibersihkan atau diganti memiliki arti diharapkan lebih sedikit renovasi dan alhasil, lebih sedikit limbah yang dihasilkan. Menghemat duit yang akan digunakan untuk biaya pencucian dan pemeliharaan yakni manfaat tambahan.
Baca juga : Alternatif Material Pengganti Kayu
5. Desain interior untuk lingkungan yang sehat
Desain interior untuk lingkungan yang sehat |
Orang-orang menghabiskan sebagian besar waktu mereka di dalam ruangan mirip di kantor, sekolah, di rumah, dll. Meskipun kami telah menyimpannya untuk terakhir, mengingat kesehatan lingkungan mesti di bagian atas daftar prioritas desainer interior. Ada beberapa aspek yang perlu dikenang dikala menjajal merancang ruang sehat, mirip kualitas udara, pemanas, ventilasi, pencahayaan, dan akustik.
Polusi udara dalam ruangan yaitu salah satu dari lima bahaya lingkungan paling besar bagi kesehatan masyarakat. Polusi udara dalam ruangan ialah hasil dari produk dan materi dengan tingkat emisi beracun yang tinggi. Misalnya, furnitur atau peralatan yang sudah diperlakukan dengan bahan kimia berbahaya melepaskan racun berbahaya di udara. Desainer mesti mencari materi dengan emisi VOC rendah (senyawa organik yang mudah menguap) dan polutan udara yang lain.
Untuk memajukan kualitas udara dalam ruangan, penting diperhatikan semoga udara di dalam ruangan mampu bersirkulasi secara terencana dan tetap segar. Tumbuhan bertindak selaku saringan udara alami. Karpet mengembangkan mutu udara dengan menjebak partikel abu dari udara dan menahannya hingga disedot dengan vacuum cleaner. Dengan pencucian karpet yang teratur dan berkelanjutan, lingkungan ruangan tetap sehat dan bebas dari kuman dan alergen yang terkandung dalam partikel bubuk.
Baca juga : Bandara Ahmad Yani, Eco-Airport Terapung Pertama di Indonesia
Paparan cahaya alami yaitu faktor lain yang berfaedah bagi kesehatan fisik dan psikologis. Ini sangat relevan untuk daerah kerja, alasannya adalah cahaya alami menghemat stres dan meningkatkan produktivitas. Bahkan, dikelilingi oleh bagian-unsur dari alam (atau yang menggandakan alam) mempunyai imbas menenangkan kebanyakan. Desain biofilik adalah jenis rancangan yang mengetahui keperluan ini untuk memasukkan unsur-unsur alami ke dalam bangunan dan interior kita dan bertujuan untuk memulihkan korelasi antara manusia dan alam.
Kami berharap prinsip-prinsip ini akan segera menjadi yang terpenting untuk desain secara biasa . Arsitek dan desainer interior yaitu pencipta ruang yang kita tinggali dan harus senantiasa dibimbing oleh pendekatan berkelanjutan dan biofilik untuk menolong mempertahankan lingkungan, dan sekaligus, diri kita sendiri. Sumber https://www.arsitur.com/
EmoticonEmoticon