Rabu, 22 Juli 2020

Ornamen Dalam Arsitektur Islam Selaku Elemen Tradisional

Ornamen Islam adalah yang paling khas untuk mengidentifikasi arsitektur Islam. Ornamen tersebut digunakan pada bangunan masjid dan bangunan Islam yang lain. Banyak studi wacana pembentukan seni Islam dari bagian-bagian tradisional yang sudah ada sebelumnya dan tentang sifat kekuatan, yang menciptakan semua elemen yang berlainan menjadi sintesis yang unik.

Tidak ada yang hendak menyangkal aspek unity pada seni Islam, meskipun ada perbedaan waktu dan tempat. Visualnya terlalu terperinci, apakah orang membayangkan masjid Cordoba, sekolah besar Samarkand atau Al-Mustansiriya. Ini mirip cahaya yang serupa bersinar pada semua karya seni tersebut.

Ornamen dalam Arsitektur Islam sebagai Elemen Tradisional - doorofperception.com

Ketertarikan Arsitektur Islam pada pernak-pernik yang semakin kompleks dan bermacam-macam akhirnya mengarah pada pengembangan beberapa tradisi rancangan multi-level yang hebat. Bentuk pernak-pernik berikut ini menambah motif utama yang berani dengan memasukkan komponen sekunder skala kecil ke dalam area latar belakang bangunan. Anteseden untuk jenis desain bergaya Islam ini dapat ditelusuri kembali ke abad kesembilan.

Meskipun teladan-acuan geometris awal seperti ini jarang ada, pada saatnya pesona Islam dengan ornamen multi-level mendapat pinjaman luas pada tiga mode prinsip mulut artistik Islam yang meliputi : desain bunga, kaligrafi, dan teladan geometris. Tradisi desain bunga multi-level meraih kematangan selama masa keempat belas (Bonner, 2003). Berikut ini adalah beberapa ornamen tradisional yang ada dalam bangunan bergaya Islam.

Ornamen geometris

pernak-pernik geometris, Alhambra

Pola geometris menciptakan hubungan antara banyak sekali bagian bangunan. Pola ini juga menambahkan nilai estetika pada struktur (Vernoit, 2000). Pola dan simetri geometris, yang membentuk tubuh seni dalam arsitektur Islam yang terlihat utama, secara alami mengarah pada ide abstrak perihal simetri dan pola. Ini ialah dua pemikiran yang paling mendalam dan luas yang dapat dipahami oleh otak manusia. Potensi seni dalam arsitektur Islam untuk memberikan pengalaman seperti itu timbul dari realita bahwa seni bergantung pada geometri dan eksplorasi contoh dan simetri. Dominasi geometri, sebagaimana dinyatakan selama berabad-kurun, yakni yang tertinggi.

Harmoni cuma mampu benar-benar dialami dalam kesempurnaan bentuk geometris yang paling murni (Abas, 1995). Pola-acuan geometris Islam berkembang di dalam dua jalur sejarah yang terpisah ialah : jalur wilayah timur Persia, Khurasan, dan Transoxiana, dan jalur wilayah barat Maroko dan Andalusia.

Baca juga : 4 Jenis Arsitektur Masjid di Seluruh Dunia

Di kawasan timur, teknik yang digunakan untuk membuat bentuk teladan geometris yang khas ini meraih kematangan selama kurun kelima belas. Di wilayah barat dunia Islam, kedewasaan tiba seabad sarat sebelumnya. Meskipun tidak diketahui secara pasti, sistem yang digunakan dalam membuat pola geometris multi-level sepertinya telah berkembang secara independen di kedua daerah. Yang niscaya yaitu bahwa kemajuan ini mewakili pencurahan kreativitas terilhami yang terakhir dalam sejarah pembuatan acuan geometris Islam yang panjang dan terkenal (Bonner, 2003).

Ornamen bunga

Ornamen bunga, Prophet’s Mosque, Saudi Arabia

Ornamen bunga dalam arsitektur Islam mulai dengan bentuk bunga dengan gaya sampai pernak-pernik bunga yang absurd dan hanya mematuhi hukum irama. Ini ialah grafik aktual dari ritme, setiap baris bergelombang dalam fase komplementer, dan setiap permukaan memiliki pasangan terbalik. Bahasa Arab pada ketika yang sama logis dan berirama, matematis dan merdu, dan ini terpenting bagi semangat Islam dalam keseimbangan cinta dan ketenangan intelektual (Burckhardt, 1967).

Baca juga : doorofperception.com
Ketertarikan Arsitektur Islam pada ornamen yang semakin kompleks dan bermacam-macam kesannya mengarah pada pengembangan beberapa tradisi desain multi-level yang luar biasa. Bentuk pernak-pernik berikut ini menambah motif utama yang berani dengan memasukkan elemen sekunder kecil-kecilan ke dalam area latar belakang bangunan. Anteseden untuk jenis desain bergaya Islam ini mampu ditelusuri kembali ke era kesembilan.

Meskipun acuan-teladan geometris awal seperti ini jarang ada, pada saatnya daya tarik Islam dengan ornamen multi-level menerima pemberian luas pada tiga mode prinsip verbal artistik Islam yang mencakup : desain bunga, kaligrafi, dan teladan geometris. Tradisi rancangan bunga multi-level meraih kematangan selama kurun keempat belas (Bonner, 2003). Berikut ini adalah beberapa pernak-pernik tradisional yang ada dalam bangunan bergaya Islam.

Ornamen geometris

pernak-pernik geometris, Alhambra

Pola geometris menciptakan kekerabatan antara berbagai bab bangunan. Pola ini juga menambahkan nilai estetika pada struktur (Vernoit, 2000). Pola dan simetri geometris, yang membentuk badan seni dalam arsitektur Islam yang tampakutama, secara alami mengarah pada ide absurd perihal simetri dan acuan. Ini yaitu dua gagasan yang paling mendalam dan luas yang dapat dimengerti oleh otak insan. Potensi seni dalam arsitektur Islam untuk menawarkan pengalaman mirip itu muncul dari realita bahwa seni bergantung pada geometri dan eksplorasi contoh dan simetri. Dominasi geometri, sebagaimana dinyatakan selama berabad-kala, adalah yang tertinggi.

Harmoni hanya mampu benar-benar dialami dalam kesempurnaan bentuk geometris yang paling murni (Abas, 1995). Pola-pola geometris Islam meningkat di dalam dua jalur sejarah yang terpisah ialah : jalur wilayah timur Persia, Khurasan, dan Transoxiana, dan jalur daerah barat Maroko dan Andalusia.

Baca juga : Unsur Desain pada Arsitektur Masjid

Di segi lain, latar belakang pernak-pernik bunga utama menyediakan area untuk penambahan lebih lanjut dari bentuk floral sekunder yang lebih kecil dengan gaya yang hampir identik. Pada jenis ornamen ini, motif daun dan bunga dipadukan dengan cabang, namun tidak terperinci. Tanaman yang bahwasanya digunakan untuk membentuknya dengan cara yang berbeda dengan desain bunga multi-level (Bonner, 2003).

Ornamen kaligrafi

Kaligrafi Arab

Kaligrafi Arab yaitu bentuk seni mempesona yang menimbulkan ekspresi yang memadukan makna spiritual dengan keindahan estetika. Ekspresi kaligrafi adalah bagian dekoratif fundamental dari semua bentuk seni Islam, mulai dari Arsitektur sampai desain pernak-pernik, dan telah banyak dipakai sepanjang kurun sejarah dan modern (Massoudy, 1981).

Hati dan jiwa semua Muslim sudah disegarkan oleh keagungan, harmoni, ritme dan fatwa bentuk kaligrafi yang telah mengelilingi umat Islam yang hidup dalam penduduk Islam tradisional dan yang telah mengungkapkan keindahan mereka di halaman-halaman Quran, di dinding masjid dan yang lain termasuk dalam bentuk arsitektur.

Baca juga : doorofperception.com
Ketertarikan Arsitektur Islam pada ornamen yang makin kompleks dan bermacam-macam risikonya mengarah pada pengembangan beberapa tradisi rancangan multi-level yang luar biasa. Bentuk ornamen berikut ini memperbesar motif utama yang berani dengan memasukkan elemen sekunder skala kecil ke dalam area latar belakang bangunan. Anteseden untuk jenis desain bergaya Islam ini mampu ditelusuri kembali ke era kesembilan.

Meskipun teladan-pola geometris awal mirip ini jarang ada, pada saatnya daya tarik Islam dengan ornamen multi-level menerima derma luas pada tiga mode prinsip lisan artistik Islam yang meliputi : desain bunga, kaligrafi, dan pola geometris. Tradisi rancangan bunga multi-level mencapai kematangan selama kala keempat belas (Bonner, 2003). Berikut ini ialah beberapa pernak-pernik tradisional yang ada dalam bangunan bergaya Islam.

Ornamen geometris

pernak-pernik geometris, Alhambra

Pola geometris membuat korelasi antara aneka macam bab bangunan. Pola ini juga menyertakan nilai estetika pada struktur (Vernoit, 2000). Pola dan simetri geometris, yang membentuk badan seni dalam arsitektur Islam yang tampakutama, secara alami mengarah pada ide absurd tentang simetri dan acuan. Ini adalah dua pemikiran yang paling mendalam dan luas yang dapat dimengerti oleh otak manusia. Potensi seni dalam arsitektur Islam untuk menawarkan pengalaman mirip itu timbul dari kenyataan bahwa seni bergantung pada geometri dan eksplorasi pola dan simetri. Dominasi geometri, sebagaimana dinyatakan selama berabad-periode, ialah yang tertinggi.

Harmoni cuma mampu benar-benar dialami dalam kesempurnaan bentuk geometris yang paling murni (Abas, 1995). Pola-acuan geometris Islam berkembang di dalam dua jalur sejarah yang terpisah yakni : jalur daerah timur Persia, Khurasan, dan Transoxiana, dan jalur wilayah barat Maroko dan Andalusia.

Baca juga : 5 Ornamen Khas Ramadhan ini Siap Menghiasi Ruangan

Kaligrafi tradisional selaku seni suci pusat Islam yaitu hadiah dari kebenaran di jantung wahyu pemikiran Islam dari mana seni suci ini berasal. Tetap demikian bagi semua Muslim apakah mereka sendiri sadar akan kebenaran atau apakah mereka tetap puas dengan bentuk-bentuk eksternal, dan lebih jauh lagi, "Dia kini sama mirip Dia" (Hossein, 1987).

Al Muqarnas

Muqarnas di Masjid-I-Shah, Isfahan, Iran

Muqarnas yaitu dekorasi tiga dimensi dalam arsitektur Islam. Kubah di Muqarnas ialah ciptaan yang benar-benar Islami tanpa preseden dalam peradaban apa pun yang terbuat dari kayu, plesteran, batu bata, atau batu. Kubah Muqarnas adalah salah satu ciri khas arsitektur Islam abad pertengahan bentuk Iran ke Spanyol (Tabbaa, 1985).

Muqarnas masih dipakai dalam kubah, relung, lengkungan, dan jalur hiasan yang nyaris datar. Dalam setiap acuan modul serta kedalaman komposisi berlainan dan menyesuaikan dengan ukuran area yang terlibat atau untuk tujuan yang diharapkan, di langit-langit digunakan untuk tujuan arsitektonik yang hendak menawarkan delusi struktural gerakan naik. memuncak dalam kubah kecil.

Baca juga : doorofperception.com
Ketertarikan Arsitektur Islam pada pernak-pernik yang kian kompleks dan bermacam-macam akibatnya mengarah pada pengembangan beberapa tradisi rancangan multi-level yang hebat. Bentuk pernak-pernik berikut ini menambah motif utama yang berani dengan memasukkan elemen sekunder skala kecil ke dalam area latar belakang bangunan. Anteseden untuk jenis desain bergaya Islam ini mampu ditelusuri kembali ke periode kesembilan.

Meskipun pola-acuan geometris awal mirip ini jarang ada, pada saatnya daya tarik Islam dengan ornamen multi-level mendapat derma luas pada tiga mode prinsip ekspresi artistik Islam yang meliputi : desain bunga, kaligrafi, dan teladan geometris. Tradisi rancangan bunga multi-level mencapai kematangan selama periode keempat belas (Bonner, 2003). Berikut ini ialah beberapa pernak-pernik tradisional yang ada dalam bangunan bergaya Islam.

Ornamen geometris

ornamen geometris, Alhambra

Pola geometris menciptakan hubungan antara banyak sekali bagian bangunan. Pola ini juga menambahkan nilai estetika pada struktur (Vernoit, 2000). Pola dan simetri geometris, yang membentuk tubuh seni dalam arsitektur Islam yang tampakutama, secara alami mengarah pada pemikiran absurd wacana simetri dan acuan. Ini yaitu dua pemikiran yang paling mendalam dan luas yang mampu dipahami oleh otak insan. Potensi seni dalam arsitektur Islam untuk menawarkan pengalaman seperti itu muncul dari realita bahwa seni bergantung pada geometri dan eksplorasi pola dan simetri. Dominasi geometri, sebagaimana dinyatakan selama berabad-periode, ialah yang tertinggi.

Harmoni hanya dapat betul-betul dialami dalam kesempurnaan bentuk geometris yang paling murni (Abas, 1995). Pola-teladan geometris Islam berkembang di dalam dua jalur sejarah yang terpisah adalah : jalur kawasan timur Persia, Khurasan, dan Transoxiana, dan jalur kawasan barat Maroko dan Andalusia.

Baca juga : Masjid Tajug Gede Cilodong dengan Arsitektur Khas Sunda

Muqarnas juga merupakan metode linear dan organisasi massa. Ornamen itu beratap mirip tangga dengan sisi dan atap datar. Setiap sisi memotong yang berdekatan di salah satu sudut kanan, atau setengah sudut kanan, atau jumlah mereka, atau kombinasi lain dari keduanya.

Kedua sisi dapat dianggap berdiri di atas bidang yang sejajar dengan cakrawala. Di atasnya dibangun permukaan datar yang tidak sejajar dengan horizon, atau dua permukaan, datar atau melengkung, yang membentuk atapnya. Kedua segi gotong royong dengan atapnya disebut satu sel. Sel-sel yang berdekatan, yang mempunyai basis di satu dan permukaan yang sama sejajar dengan cakrawala, disebut satu tingkat. Ukuran dasar segi paling besar disebut modul Muqarnas. (Dold. 2005).

Demikianlah beberapa ornamen yang sudah ada secara tradisional dalam arsitektur Islam, semoga bermanfaat dan mampu menambah wawasan pembaca.

Referensi :

  • Shafiq, Jeanan. (2014). Architectural Elements in Islamic Ornamentation: New Vision in Contemporary Islamic Art. International Institute for Science, Technology and Education ( IISTE ). Vol 21. 11-21.

Sumber https://www.arsitur.com/


EmoticonEmoticon