Jumat, 26 Juni 2020

Memahami Rima Dalam Puisi Secara Mudah

Rima dalam Puisi – Puisi, karya sastra non fiksi satu ini memang memiliki banyak penikmat.


Banyak para pujangga ternama yang berhasil mencapai popularitas yang tinggi dengan berkarya menghasilkan puisi yang tetap popular hingga saat ini.


Dituliskan dalam rangkaian kata-kata yang indah membuat puisi memiliki beberapa aturan dalam penulisannya salah satunya yaitu rima.


Bahkan pada penulisan puisi zaman dahulu sangat terikat dengan rima dan baris.


Namun, pada saat ini puisi modern memiliki kebebasan yang lebih luas sehingga tidak lagi terikat oleh rima dan baris.


Bahkan terdapat beberapa puisi amatir tidak memiliki rima dalam penulisannya.


Rima dalam puisi sendiri adalah pengulangan bunyi pada puisi.


Pengulangan tersebut dapat dibuat pada awal baris, pertengahan baris maupun pada akhir baris.


Pemilihan perpaduan rima yang sesuai dapat menambahkan keindahan pada puisi yang tercipta.


Penempatannya bisa ditempatkan pada awal, tengah dan akhir baris atau bait puisi.


Tidak hanya penempatannya, rima sendiri juga dapat berupa pengulangan dalam bentuk suku kata maupun pengulangan dalam kata.


Bentuk rima suku kata bisa menggunakan kata sayur-mayur, lauk-pauk, terang-demerang dan lain sebagainya.


Bentuk rima pengulangan kata dapat menggunakan kata mendesir-desir, berayun-ayun dan lain sebagainya.


Rima juga merupakan unsur pembentuk puisi yang sangat penting keberadaannya.


[lwptoc]



Penempatan Rima dalam Puisi Beserta Contoh


Dalam penempatannya rima dibedakan menjadi beberapa tipe antara lain :


1. Rima Akhir Sempurna


Rima akhir sempurna adalah persamaan bunyi pada suku kata terakhir pada baris puisi.

Contoh :


Jalan – pelan


2. Rima Akhir Tak Sempurna


Rima akhir tak sempurna adalah persamaan nada pada penggalan suku kata terakhir pada baris puisi.


Contoh :


Pergi – kaki


3. Rima Akhir Ganda


Rima akhir ganda adalah persamaan nada pada dua suku kata terakhir pada baris puisi.


Contoh :


Kerabat – menjabat


4. Rima Akhir Ganda Tak Sempurna


Rima akhir ganda tak sempurna adalah persamaan pada sebagian penggalan dua suku kata terakhir.


Contoh :


Piring – giling


5. Rima Tengah


Rima tengah adalah pengulangan rima pada suku kata di tengah-tengah baris.


6. Rima Awal


Rima awal adalah pengulangan rima pada suku kata awal baris.


Contoh :


Panggung – panggang




Jenis-Jenis Rima dalam Puisi dan Contohnya


Tidak hanya memiliki perbedaan penempatan, rima juga dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain :


A. Rima Akhir


Rima akhir dapat diartikan sebagai pengulangan atau persamaan nada pada akhir baris.


Setelah diuraikan berdasarkan tipenya rima akhir juga dapat dikelompokkan menjadi 5 jenis antara lain :


1. Rima Silang


Rima silang ialah penggunaan pengulangan dengan pola a-b-a-b sebagai pengulangan nada pada barisnya.


Baris satu dan tiga diakhiri dengan huruf yang sama begitupun pada baris dua dan baris empat.


Contoh :


“Rinai angin sayup lembayu

Mengukur harap panjang teruai

Ingin hati menegur kasih padamu

Namun raga tinggal ditepi


(Nur Hafizqi)


2. Rima Terus


Rima terus ialah penggunaan pola a-a-a-a sebagai pengulangan nada tiap barisnya.


Contoh :


“Malam semaking menggiring sang gulita

Menghirau pekat yang menggulir lamun kita

Tentang sajak-sajak yang tercipta

Aku tak ingin hasrat berbaur rasa


(Nur Hafizqi)


3. Rima Pasang


Rima pasang ialah pengulangan nada dengan menggunakan pola a-a-b-b dalam barisnya.


Baris 1 dan 2 memiliki akhiran huruf yang sama serta baris 3 dan 4 memiliki akhiran huruf yang sama.


Contoh :


“Di tepi pantai ini

Kunikmati syahdu yang mengaduk sepi

Menggelora kita tertambat dalam kalbu

Menikam retina pada pesona sang biru


(Nur Hafizqi)


4. Rima Patah


Rima patah ialah penggunaan pola a-a-a-b atau pola a-b-a-a a atau pola a-a-b-a sebagai nada pengulangan pada baris dalam baitnya.


Pola yang hendak kamu pilih dalam rima patah dapat disesuaikan.


Contoh :


Penggunaan pola a-a-a-b


“Mentari telah menapaki luas sang langit

Menawan hati kian terpingit

Raga beradu tentang rindu yang melangit

Tak urung hadir di hati”


(Nur Hafizqi)


5. Rima Peluk


Rima peluk adalah penggunaan pola a-b-b-a sebagai pengulangan nada pada baris dalam baitnya.


Baris 1 memiliki akhiran yang sama dengan baris 4 dan begitupun pada akhiran yang digunakan pada baris 2 sama dengan pada baris 3.


Contoh :


“Secarik surat ku tulis tinta hitam

Pertanda diri hendak tiada

Seikat bunga

Hendak hadir pada seuntai nisan makam


(Nur Hafizqi)


B. Rima Datar


Rima datar merupakan penggunaan pengulangan nada pada tiap larinya.


Rima datar dibedakan menjadi 2 macam antara lain :


1. Rima Asonansi


Rima asonansi yaitu pengulangan nada vocal pada tiap barisnya.


Contoh :


“burung perkutut di ladang berumput

neba berkawan menelani kerikil

kami segan memasang pulut

memikat burung begitu mungil”


(Piek Ardijanto Soeprijadi)


2. Rima Aliterasi


Rima aliterasi adalah pengulangan nada konsonan tiap barisnya.


Contoh :


Kaulah kandil kemerlap

Pelita jendela di malam gelap

Melambai pulang perlahan

Sabar, setia selalu ……”


(Amir Hamzah)


Dari penjambaran diatas tentu kamu dapat memahami tentang rima, jenis rima, penempatan rima dan manfaat rima bagi puisi.


Penggunaan rima dapat mempermudah dalam pembuatan puisi sehingga kita tidak harus ragu dalam menggunakan pemilihan kata yang sesuai dan memiliki kesinkronan pola sesuai jenis rima yang hendak kita gunakan.


Semoga artikel ini dapat menambah wawasan dan semangat berkarya.



Sumber er.com


EmoticonEmoticon