Kamis, 13 Februari 2020

Fakta Menawan Perihal Semut Yang Perlu Anda Pahami

Fakta Menarik Tentang Semut Yang Perlu Anda Ketahui Jika saya memisahkan seekor semut dari koloninya sejauh 1 km, apakah dia akan kembali ke koloninya? Semut ialah serangga eusosial dari keluarga Formicidae dan, bareng dengan tawon dan lebah yang terkait, tergolong dalam ordo Hymenoptera. Semut muncul dalam catatan fosil di seluruh dunia dalam keanekaragaman yang cukup besar selama Kapur Awal dan Kapur permulaan, yang memberikan asal undangan yang lebih awal. Ini skenarionya memisahkan semut dari koloninya, dan bukan hanya dari sarangnya, kan? Jika demikian jangankan satu kilometer, seekor semut bila terpisah jarak sepuluh meter dari koloninya saja kemungkinan besar tidak bisa kembali ke koloninya lagi. Mengapa bisa demikian? Simpelnya yakni alasannya setiap semut yang mempunyai koloni sungguh bergantung pada satu hal dalam navigasi: Feromon. Semut melepaskan feromon secara konstan ke atas permukaan kawasan mereka berpijak sebagai penunjukjalur yang telah mereka lalui. Dengan demikian, mereka dapat menelusuri kembali jejak mereka untuk pulang dan semut lain dapat mengikuti jejak tersebut jika ternyata jejak tersebut mengarahkan koloni semut menuju sumber daya baru. Nah, cara semut mendeteksi feromon yang telah dilepaskan ke permukaan ialah dengan menggunakan antena mereka yang berfungsi selaku indera penciuman. Meskipun feromon berbentuk cair ketika dilepas, seiring waktu feromon tersebut akan menguap ke udara dan sehingga mampu dideteksi oleh antena semut lain. Karena dapat menguap, jalur feromon dapat habis kalau tidak diperbaharui, makanya saat sebuah jalur masih sering digunakan, tiap semut yang lewat akan melepas feromon baru sehingga jejaknya tetap lestari. Sebaliknya, jalur yang sudah tidak menguntungkan lama-kelamaan akan hilang alasannya tidak ada semut yang melalui untuk memberi feromon gres. Dari sini kita dapat mendeduksi bahwa indera penciuman mereka memiliki batasan, dan memang batasannya cuma berjarak beberapa meter saja. Kaprikornus jika kita mencomot seekor semut dan melepasnya di suatu daerah random yang berjarak paling tidak sepuluh meter dari koloni terdekatnya, semut tersebut akan kebingungan karena tidak ada jalur feromon yang tersedia. Semua feromon yang ada berasal dari dirinya sendiri, yang kita pahami sudah kita pisah dari koloninya. Makara semut tersebut hanya mempunyai peluang selamat kalau ia secara kebetulan mengambil arah yang langsung menuju ke koloninya, bila tidak, ya beliau akan berjalan secara buta arah dan mungkin tidak akan pernah menyaksikan koloninya lagi. Sebegitu bergantungnya semut kepada jalur feromon yang telah dibentuk, begitu terputus jalur feromonnya maka seekor semut akan resah dalam mencari arah sekalipun sambungan jalur yang terputus berada kurang dari satu meter di depannya. Makanya kerap kali ada masalah di mana jalur feromon semut terputus, dan semua semut di dalam barisan tersebut berupaya mencari arah baru dengan  memutar balik arah  dan bertemu dengan barisan belakangnya, yang tanpa basa-basi pribadi mereka anggap sebagai sambungan jalur mereka yang terputus. Akibatnya, jalur mereka menjadi melingkar, dan alasannya semut sangat bergantung pada jalur feromon mereka, mereka akan  bergerak melingkar di daerah sampai mereka mati karena kecapekan , sekalipun koloni asal mereka hanya terpisah beberapa jengkal. Jadi jika seekor semut dipisah dari koloninya sejauh beberapa meter saja telah mempunyai peluang kecil untuk dapat kembali ke koloninya, jarak satu kilometer pada dasarnya tidak memberi potensi untuk seekor semut kembali ke sarangnya sama sekali. Sumber : Quora
Sumber http://duniagame212.blogspot.com


EmoticonEmoticon